Pernyataan politisi Golkar Indra J Pilliang yang mengaitkan pemberitaan tentang potensi pelepasan energi (Megathrust) segmen Siberut 8,9 SR dengan spekulan tanah ditanggapi ringan. Pihak Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana siap membuka data penelitian terkait potensi gempa dan tsunami tersebut. Diharapkan, Indra juga membuka data soal indikasi spekulan tanah yang disampaikannya.
Soal itu dikemukakan oleh Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Wisnu Agung Prasetya, dalam perbincangannya dengan politikindonesia.com, di Jakarta, Senin (22/08).
Wisnu bercerita, bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah Sumbar, informasi tentang potensi gempa dan tsunami bukan hal baru. “Sebelumnya, pada 12 Oktober 2010 kami datang ke Kota Padang untuk menyampaikan informasi tentang potensi pelepasan energi 8,9 SR Siberut, dan kemudian terjadi gempa Padang 25 oktober 2010.”
Wisnu berprasangka positif terkait pernyataan Indra yang mengaitkan potensi bencana itu dengan isu spekulan tanah. “Maksud Pak Indra baik, beliau minta informasi bukan isu, tentu kami akan berikan. Hanya masalah waktu, kami akan undang beliau untuk ini, bahkan informasi spekulan tanah tadi, penting untuk berbagi, Pak Andi (Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief-red) siap berdiskusi,” terang Wisnu.
Dikatakannya, jika Indra bersedia untuk berdiskusi, penelitian para ahli terkait potensi bencana tersebut akan dipaparkan. “Untuk hasil penelitian, dokumen-dokumen ilmiah terkait potensi pelepasan energi Siberut kami akan sampaikan. Kami juga ingin mendengar informasi tentang spekulan tanah dibelakang isu gempa ini. Kalau memang iya, pasti ini penelitian Pak Indra yang patut diperhatikan," ungkapnya.
Selama ini, kata Wisnu, pengelolaan kebencanaan sudah baik cukup baik. Lembaga-lembaga seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah dapat membangun data dan informasi yang berguna. “Tidak saja untuk memperkuat kebijakan tetapi juga untuk wisdom masyarakat. Hasil-hasil penelitian sudah banyak menjadi rencana aksi daerah, seperti juga untuk Sumatera Barat," terang dia.
Kata Wisnu, Kota Padang telah merampungkan pembangunan sistem peringatan dini dan memetakan jalur evakuasi serta lokasi pengungsian. Pemkot Padang juga sudah memiliki alat pemantau kegempaan dan tsunami di banyak titik di sekitar Pulau Siberut, Mentawai.
Seismograf dan accelerograph yang dikoordinasikan oleh BMKG, ujar dia, sanggup memberikan peringatan ancaman tsunami, berselang 5 menit setelah gempa terjadi.
“Nantinya, seperti masukan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Padang, pemerintah daerah dan BPBD akan meneruskan peringatan dari BMKG melalui jaringan Radio Antisipasi Bahaya Akan Bencana (RABAB). Radio ini akan mengambil inisiatif penyebaran informasi melalui radio kepada masyarakat. Nama Rabab berasal dari kesenian tradisional setempat," ungkap wisnu.
Bahkan, sambung dia lagi, untuk rencana mobilisasi terkait evakuasi dalam waktu yang singkat, BPBD melatih petugas dari 104 kelurahan di sekitar bibir pantai sebagai pengarah evakuasi.
Proses evakuasi diarahkan agar warga menempuh jalur khusus berupa jalan raya selebar 16-18 meter yang dibangun tegak lurus terhadap garis pantai. “BPBD Kota padang sudah menyelesaikan tujuh dari 20 jalur evakuasi serta 14 bangunan penyelamat vertikal sebagai lokasi evakuasi," jelasnya
Setelah dirintis, gedung tiga lantai yang digunakan sebagai sekolah dan kantor pemerintah yang mampu menampung 2.000 orang sampai pada tahun 2015 nanti. Disamping itu, ada 100 bangunan penyelamat vertikal diharapkan telah berdiri sehingga mampu menampung 600 ribu warga.
Wisnu meniliai persiapan pemda Sumbar menghadapi potensi ancaman gempa dan tsunami cukup prima. “Justru yang kami khawatirkan bukan Sumatera Barat, tetapi daerah-daerah lain yang kemungkinan juga memiliki potensi pelepasan energi."
© Copyright 2024, All Rights Reserved