Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad akhirnya menyampaikan pernyataan resmi terkait penetapannya sebagai tersangka oleh Polda Sulselbar dalam kasus dugaan pemalsuan dokumen pada 2007 lalu. Samad membantah melakukan hal yang disangkakan itu. Ia juga menyatakan, tidak mengenal perempuan yang bernama Feriyani Lim.
Pernyataan itu disampaikan Samad dalam jumpa pers di Kantor KPK Jakarta, Selasa (17/02) malam. Samad mengaku terkejut dengan penetapan tersangka itu, tapi, ia akan menghormati proses hukum.
"Sehubungan dengan penetapan saya oleh Polda Sulselbar dalam perkara tindak pidana pemalsuan surat atau tindak pidana administrasi kependudukan. Pertama, sebagai warga negara yang baik, saya hormati proses hukum ini," kata Samad.
Meski demikian, Samad mempertanyakan proses hukum yang menangani perkara yang menyeret dirinya. "Meski dalam hati kecil saya, saya tak bisa terima karena apa yang dituduhkan kepada saya, sama sekali saya tidak pernah melakukan dan sama sekali tak tahu apa maksud tersangka ini," ujarnya.
Samad menjadi tersangka atas dugaan membantu pemalsuan dokumen paspor terhadap seorang perempuan bernama Feriyani Lim yang memakai nama dirinya di kartu keluarga. Samad tak pernah tahu soal pembuatan dokumen itu. "Saya tegaskan bahwa saya tak kenal seorang wanita Feriyani Lim," jelas Samad.
Samad menegaskan, sama sekali tak pernah tahu soal kasus pembuatan dokumen yang disebutkan terjadi pada 2007 itu. "Saya juga tak tahu persis tentang yang dituduhkan mengenai pemalsuan dokumen. Alamat yang disampaikan itu. Sejak tahun 1999, saya beralamat di rumah saya di Jalan Mapala," terang dia.
Atas alasan itu, Samad mengaku bingung dan tidak mengerti dengan kasus yang disangkakan terhadapnya. "Maka saya bingung dengan KK yang dimaksud karena itu ada ruko. Berdasarkan itu saya sampaikan sampai di titik ini, saya belum ngerti," tegas dia.
Samad pun tampak siap dengan status tersangka yang disandangnya. Samad mengaku sudah tahu sejak lama kalau dirinya diincar. "Secara pribadi saya siap dan hormati proses hukum, ini saya sampaikan sebelum saya masuk KPK. Saya sadar, sejak awal saya dengar desas-desus saya dan Pak BW sudah jadi target operasi," ujar dia.
Samad menegaskan, apa yang terjadi pada dirinya adalah risiko memimpin KPK. "Apa yang saya alami, risiko panjang pemberantasan korupsi. Saya wakafkan seluruh jiwa raga saya untuk negeri ini agar generasi anak cucu kita, mungkin pada akhirnya nanti, apa yang dilakukan teman-teman KPK akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa bagi negeri ini, negeri yang bebas korupsi," jelas Samad.
Ia mengatakan, memberantas korupsi yang begitu masif tak semudah balikkan telapak tangan. Ia yakin kebenaran nanti akan muncul. "Saya pribadi sudah serahkan upaya hukum kepada pengacara dan biro hukum untuk melakukan langkah-langkah hukum yang lebih progresif agar kasus yang menimpa saya bisa dibuka terang benderang," tegas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved