Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menegaskan kembali dukungan AS terhadap perlawanan kepada para militan Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS). AS memandang Mesir merupakan negara yang cukup strategis untuk menyerang militan ISIS dari berbagai arah.

Hal itu dikemukakan John Kerry saat melakukan kunjungan ke Mesir, Sabtu (13/09). Kerry sebelumnya telah melakukan kunjungan di 10 negara Timur Tengah untuk membentuk koalisi melawan ISIS yang dipimpin oleh AS.

Negara-negara yang menyatakan dukungan untuk menumpas kelompok ISIS, yaitu Mesir, Irak, Yordania, Lebanon, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

"Hal ini semakin jelas bahwa pesan yang disampaikan ISIS ditolak oleh mayoritas umat Islam di seluruh dunia," kata Kerry dikutip BBC.

Kerry mengatakan Mesir merupakan negara yang berada di garis terdepan melawan terorisme, terutama untuk memerangi berbagai kelompok ekstrem di Sinai. Ia menambahkan bahwa ideologi yang ditebar oleh ISIS perlu ditangkal agar tidak tersebar luas.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Syukri, mengatakan pihaknya terus berupaya memerangi kelompok militan yang beroperasi di wilayahnya.

Namun, AS masih tetap alergi terhadap Iran untuk merundingkan negara-negara Arab yang akan melawan ISIS. Padahal, Iran sendiri merupakan negara Arab dan berada di dekat Suriah dan Irak basis munculnya militan radikal tersebut.

Sebelumnya, Kerry mengatakan sangat tidak tepat bagi Iran untuk bergabung dalam koalisi ini. Alasannya, Iran terlibat dalam sejumlah peristiwa di Suriah.

Selain itu, Iran juga mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah. Sementara AS dan sejumlah negara Eropa dan negara-negara Teluk mendukung faksi pemberontak yang melawan rezim Assad.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, ISIS telah berkembang dari Suriah timur yang kemudian menguasai beberapa kota di antaranya hingga pangkalan militer dan persenjataan Irak.

Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) mengungkapkan bahwa militan yang tergabung di ISIS sekitar 30.000 orang.