Penggunaan ban rekondisi di dunia penerbangan adalah hal yang lazim. Bukan hanya Lion Air yang menggunakannya. Ban tersebut direkondisi dengan divulkanisir sesuai dengan persyaratan ketat.
“Untuk ban Lion, laporan yang saya terima, pekerjaan rekondisi dilakukan di pabrik ban Bridgestone Hong Kong yang sudah memiliki persetujuan CASR 145 di Indonesia," terang Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan kepada pers, Rabu (23/10).
Civil Aviation Safety Regulation (CASR) 145 adalah standar peraturan keselamatan penerbangan internasional tentang Approved Maintenance Organization (MRO) atau bengkel perawatan yang telah diperiksa dan disetujui Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub. Pihak maskapai yang ingin merawat pesawat atau bagian suku cadang, ujar Bambang, diinspeksi Kemenhub dulu persyaratannya.
“Semua pengadaan suku cadang dan penggunaan suku cadang dilakukan pengecekan. Seperti dijelaskan diawal pengerjaan, ban rekondsii harus dilakukan di MRO yang disetujui. MRO diberi sertifikasi. Sebelum disertifikasi diaudit oleh inspektur," paparnya.
Saat ban digunakan, dilakukan pengecekan juga oleh inspektur. Pengecekan berupa kondisi suku cadang juga sejarah suku cadang. “Beli dari mana, buatan tahun berapa, dll. Pengecekan juga dilakukan di tempat penyimpanan. Ramp check atau pengecekan rutin pesawat oleh inspektur dilakukan 3-4 hari sekali, dan di masa sibuk dilakukan setiap hari,” ujar dia.
Di Indonesia, tambah Bambang, bukan hanya Lion Air yang memakai ban rekondisi ini. "Ban rekondisi atau retreat biasa digunakan dalam penerbangan bila pengerjaan memenuhi standar. Di Indonesia tak hanya Lion, namun saya belum memeriksa maskapai apa saja. Mungkin di Indonesia jarang (bengkel/pabrik perawatan ban), makanya ada beberapa yang ke Bangkok dan ke Hong Kong. Ban pesawat kan ada 3 mereknya, Bridgestone, Michellin dan Goodyear," tuturnya.
Masalah ban ini sebelumnya memicu beberapa penerbangan Lion Air di Terminal I Bandara Soekarno-Hatta delay belasan jam pada Kamis (17/10). Penumpang yang sudah menunggu dari sore, baru diterbangkan pada Jumat (18/10) dinihari.
Pilot tidak mau menerbangkan pesawat karena bannya belum diganti. Saat kejadian, Lion Air tidak mempunyai ban cadangan. Stok ban mereka ditahan Bea Cukai karena ada persoalan dokumen impor yang tidak sesuai.
© Copyright 2024, All Rights Reserved