Dari 33 orang yang diamankan aparat keamanan Malaysia karena diduga sebagai informan kelompok bersenjata Kesultanan Sulu Filipina di Sabah, tidak ada satupun warga negara Indonesia (WNI).
Hal itu dipastikan Konsulat Jenderal RI Sabah Malaysia Soepeno Sahid di Kota Kinabalu, Senin (11/03). "Saya yakin yang tertangkap itu khususnya yang dicurigai sebagai informan tentara Kesultaan Sulu (Filipina) tidak ada WNI," ujar Soepeno.
Selain itu, Soepeno juga menyatakan pihaknya tetap menjamin dan memberitahukan kepada WNI yang saat ini bekerja di Sabah untuk tidak terpengaruh atau terprovokasi untuk menjadi simpatisan terkait dengan kondisi konflik tersebut apalagi untuk menjadi "mata-mata" dari kedua belah pihak.
Soepeno menjelaskan, WNI yang bekerja di sekitar lokasi konflik yakni di Desa Tanduau dan Tanjung Batu Lahad Datu maupun di Semporna tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya. Kedua lokasi tersebut menjadi wilayah yang terkena penyisiran aparat keamanan Malaysia saat mencari pengikut kelompok bersenjata Kesultanan Sulu Filipina. Namun sejauh ini tidak ada laporan aksi penangkapakan yang dilakukan aparat keamanan Malaysia tersebut menggangu WNI yang ada di wilayah tersebut.
“Berdasarkan informasi, aparat keamanan Malaysia telah menangkap sedikitnya 70 orang yang diduga menjadi pengikut kelompok bersenjata Filipina yang mengklaim Sabah sebagai wilayahnya tersebut,” ungkap Soepeno.
Soepeno memastikan Konsulat Jenderal RI Sabah selalu memantau keadaan WNI yang berada di Sabah. Sejauh ini dari puluhan orang yang ditangkap tersebut semuanya merupakan warga negara Filipina yang berada dan tinggal di Sabah.
"Kami belum dapatkan informasi kalau ada WNI yang ikut tertangkap karena dianggap pengikut dari kelompok bersenjata Kesultanan Sulu. Saya yakin tidak ada WNI yang mau ikut-ikutan seperti itu," pungkas Soepeno.
© Copyright 2024, All Rights Reserved