Potensi gempa megatrusht di pesisir Pulau Sumatera menjadi skenario yang disimulasikan dalam Latihan Gabungan Penanggulangan Bencana yang dilaksanakan TNI dengan United States Army Pasific Command (USARPAC) Pacific Resilience Disaster Response Exercise and Exchange (PR DREE) di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Sentul, Bogor, Jawa Barat selama 4 hari sejak, 3 hingga 6 Juni 2013.
Gempa dengan kekuatan 9,8 Skala Richter mengguncang kepulauan Sumatera, pusat gempa terletak di sekitar 15 km sebelah barat daya dari Pulau Siberut, pada kedalaman 10 kilometer. Gempa dengan kekuatan yang sangat besar tersebut dirasakan sangat kuat di beberapa wilayah pesisir Sumatera Barat, seperti Bengkulu, Sibolga dan pantai barat Aceh. Dampak yang paling parah disebabkan oleh gempa bumi tersebut adalah daerah pantai barat, Sumatera Barat dan Kepulauan Mentawai.
Dari laporan awal yang disampaikan pusat operasional di Padang, kerusakan berat terjadi di sepanjang pantai dan dilaporkan telah terjadi kebakaran di beberapa titik. Saluran komunikasi telepon dan listrik mengalami gangguan serius, sehingga menyebabkan sulitnya berkomunikasi dengan daerah yang mengalami bencana.
Sesaat setelah terjadi gempa dahsyat tersebut, gelombang pertama Tsunami menghantam kepulauan Mentawai. Pada 35 menit setelah terjadinya gempa, gelombang Tsunami bergerak dengan cepat dengan ketinggian hingga 10 meter menghantam Kota Padang hingga ke arah darat dengan jarak 2 sampai dengan 5 kilometer dari pantai.
PR DREE adalah latihan bersama antara TNI dengan USARPAC yang diselenggarakan setiap tahun dalam bidang penanggulangan bencana, dimana tahun 2013 ini merupakan latihan bersama yang keenam kalinya. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama, komunikasi, praktik di lapangan dan pembelajaran dari pengalaman, pengembangan rencana operasi terpadu dan latihan skenario tanggap darurat pada tingkat operasional dan taktis serta untuk meningkatkan kerjasama operasi sipil dan militer di bidang penanggulangan bencana, khususnya antara TNI, Kementrian/Lembaga seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan USARPAC sekaligus untuk mempererat persahabatan kedua negara.
Urgensi latihan ini adalah, Pertama untuk melatih personil TNI yang tergabung dalam Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC PB) Wilayah Barat dalam hal merencanakan dan melaksanakan operasi sipil-militer bantuan asing dalam rangka penanggulangan bencana. Kedua, untuk membekali dan mempersiapkan personil SRC PB Wilayah Barat dengan kemampuan teknis sesuai bidang agar dapat melaksanakan tugas-tugas operasi penanggulangan bencana pada masa mendatang dalam bentuk gladi lapang. Ketiga, untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam khususnya di Wilayah Indonesia.
Latihan ini melibatkan 175 orang yang terdiri dari : 15 orang Penyelenggara, 7 orang Sops Mabes TNI dan 8 orang Divisi 1 Kostrad, 125 orang Pelaku, 75 orang SRC PB Wilayah Barat, 30 orang USARPAC, 5 orang LSM Lokal dan Internasional serta 50 orang pendukung.
© Copyright 2024, All Rights Reserved