Pada masa liburan panjang Idul Fitri, situs megalitikum Gunung Padang, menjadi lokasi favorit baru bagi wisatawan. Selain mengagumi keindahan panorama alam di situs yang terletak Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat itu, kedatangan wisatawan juga didorong rasa penasaran oleh kemisteriusan situs yang memendam bangunan era prasejarah itu.
Juru pelihara situs Gunung Padang, Nanang, Senin (04/08), mengatakan, tak hanya wisatawan lokal dari berbagai provinsi di Indonesia, diantara ribuan wisatawan yang berkunjung, termasuk para wisatawan asing.
Nanang menyebut, mayoritas dari mereka datang untuk mengobati keingintahuan tentang situs ini yang kini menjadi pembicaraan baik di dalam maupun di luar negeri.
“Ada yang dari Amerika Serikat, Australia, Jerman, Arab Saudi, Kanada, Slovakia, Mexiko, Inggris, Belanda, Korea Selatan, Prancis, Spanyol dan China. Mereka mengisi buku tamu yang kami sediakan, detail berikut nama-namanya,” ujar Nanang.
Nanang menyebut, pada masa libur lebaran, jumlah pengunjung meningkat hingga 400 persen dari hari biasanya. “Catatan kami, dari Rabu (30/07) sampai Minggu, (03/08) kemarin, pengunjung mencapai 12.500 lebih,” terang dia.
Keramaian ini juga memberikan dampak ekonomi positif bagi warga di sekitar situs megalitik terbesar di Asia Tenggara ini. “Warga berharapa situasi ramai seperti ini bisa berlangsung seterusnya supaya mereka juga dapat rezeki tambahan seperti sekarang ini,” ujar dia.
Nanang mengakui, animo masyarakat mengunjungi situs Gunung Padang meningkat setelah ramainya pemberitaan hasil penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri di situs ini. “Kalau benar Situs ini peninggalan peradaban tertua maka berarti kita semua berasal dari peradaban ini,” ujar Nanang menirukan perkataan salah seorang pengunjung.
Perlu diketahui, Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) yang diinisiasi oleh Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, menemukan bangunan yang tertimbun di bawah situs Gunung Padang.
Penelitian mandiri yang melibatkan peneliti-peneliti dalam negeri dari berbagai disiplin ilmu itu menyimpulkan bahwa bangunan pra sejarah yang tertimbun di Gunung Padang tersebut, berpotensi menjadi “big bang” sejarah dan mengubah pengetahuan dunia tentang peradaban.
Saat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menetapkan Gunung Padang sebagai sistus Nasional. Dirjen Cagar Budaya Kemendikbud juga telah menetapkan luasan situs Gunung Padang menjadi sekitar 29 hektare.
Dengan luasan tersebut, pengelolaan situs yang dibawahnya masih tertimbun bangunan era pra sejarah itu akan diambil alih pemerintah pusat dengan membuat badan pengelola khusus, seperti halnya yang ada di Candi Borobudur.
© Copyright 2024, All Rights Reserved