Pengamat Komunikasi Politik, Jamiluddin Ritonga, mengatakan, ancaman PDIP mengungkap sejumlah dugaan praktik korupsi petinggi negara menunjukkan adanya politik saling intai di antara elite dalam negeri.
"Langkah PDIP itu mengindikasikan praktik korupsi sering ditutupi elite demi kepentingan tertentu, bisa untuk melindungi maupun menyerang lawan," kata Jamiluddin Ritonga, Sabtu (28/12/2024).
Menurut Jamil, praktik korupsi itu hanya akan terungkap ketika para pihak yang terlibat tidak lagi sejalan dalam kepentingan politik mayoritas.
“Perilaku koruptif itu dilakukan dengan cara saling melindungi. Perilaku itu sengaja ditutupi selama mereka masih satu frekuensi. Bila frekuensinya sudah berbeda, barulah dibocorkan ke masyarakat,” kata Jamil.
Menurut Jami, data-data korupsi kemudian dijadikan sebagai alat sandera dalam perpolitikan Tanah Air.
"Pola politik saling intai ini memang masih dominan di Indonesia," ujar Jamil.
Jamil mengatakan, elite politik bisa saling menghancurkan dan membongkar satu sama lain ketika sudah tidak ada kesepakatan.
“Satu dengan lainnya bisa saja tiba-tiba saling memangsa. Kiranya hal itu yang terjadi dalam perpolitikan di Tanah Air,” kata Jamil.
Menurut Jamil, rencana PDIP untuk mengungkap video dugaan korupsi yang melibatkan petinggi negara ini bisa menjadi bagian dari pertempuran politik yang semakin panas. Sebentar lagi para elite politik akan saling bongkar kasus lawan politiknya.
“Bisa saja dalam waktu dekat ini kita akan menyaksikan banyak elite negeri yang ditelanjangi. Masyarakat akan jadi penonton elite yang telanjang. Menarik,” pungkas Jamil. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved