Pertumbuhan ekonomi Singapura pada kuartal I 2016 ini jalan di tempat alias stagnan. Berdasarkan data yang dirilis Kementreian Perdagangan Singapura, pertumbuhan ekonomi stagnan jika dibandingkan dengan kuartal IV seperti yang diramal analis Bloomberg sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan kuartal pertama 2015, Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura naik 1,8 persen, sedikit lebih baik dari estimasi analis yang disurveiBloomberg sebesar 1,7 persen.
Perekonomian Singapura yang jalan di tempat dipicu oleh penurunan pada industri jasa yang saat ini tengah menghadapi tantangan berupa penutupan usaha dan penurunan pengucuran kredit perbankan.
Asal tahu saja, industri jasa mengalami kontraksi 3,8 persen pada kuartal I dari priode tiga bulan sebelumnya yang tumbuh 7,7 persen.
Di sisi lain, sektor manufaktur dan konstruksi mengalami rebound yang cukup tinggi pada periode yang sama, yakni masing-masing naik 18,2 persen dan 10,2 persen.
Sebagai hub finansial Asia, Singapura turut merasakan dampak dari perlambatan ekonomi global dan Tiongkok.
Banyak bisnis yang akhirnya gulung tikar dibanding bisnis baru yang beroperasi pada Desember dan Februari. Di sisi lain, kucuran pinjaman perbankan semakin melorot setiap bulan sejak Oktober lalu. Ini merupakan periode penurunan terlama sejak 2000 silam.
"Kunci utama yang kita lihat di sini adalah tidak adanya faktor positif dari sisi eksternal. Hingga akhir tahun nanti, isu utamanya tetap bagaimana perkembangan outlook ekonomi global," jelas Weiwen Ng, ekonom Australia & New Zealand Banking Group Ltd.
© Copyright 2024, All Rights Reserved