Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Sebab pertumbuhan ekonomi saja tidak cukup, juga harus diikuti dengan pertumbuhan berkelanjutan dan berkeadilan.
“Sekarang waktunya kita mematahkan mitos yang mempertentangkan antara pembangunan dan lingkungan. Untuk memecahkan masalah kemiskinan diperlukan pertumbuhan dan perluasan ekonomi,” kata Presiden SBY dalam pandangannya pada sidang pleno ketiga Konferensi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan atau KTT Rio+20, di Riocentro, Rio de Janeiro, Brasil, Kamis siang (21/06) waktu setempat atau Kamis malam hari WIB.
SBY menyampaikan pandangannya ini pada urutan ke-13 dari 33 kepala negara/pemerintahan yang mendapat giliran berbicara.
"Kita dapat mematahkan mitos bahwa pembangunan pasti akan mengarah pada deforestasi. Kita dapat mematahkan mitos bahwa pembangunan otomatis akan meningkatkan emisi. Kita dapat mematahkan mitos bahwa pembangunan akan menyebabkan ketimpangan. Kita dapat mematahkan mitos bahwa kita hanya bisa memilih antara pembangunan dan demokrasi --dan kita tidak bisa memiliki keduanya," kata Presiden SBY.
Menurut SBY, salah satu tantangan besar sekarang ini adalah memberantas kemiskinan. Kebijaksanaan konvensional mengatakan bahwa untuk memecahkan kemiskinan, juga perlu pertumbuhan dan memperluas kue ekonomi. Namun pertumbuhan saja tidak cukup.
“Pertumbuhan dalam beberapa hal dapat meminggirkan orang lain atau menindas. Itulah sebabnya kita perlu growth with equity," ujar SBY.
Indonesia, lanjut Presiden SBY, telah menerapkan pertumbuhan dengan keadilan, dan hasilnya baik. SBY juga meyakini bahwa growth with equity saja tidak cukup.
“Kita perlu pertumbuhan berkelanjutan dengan ekuitas. Ini berarti jenis pertumbuhan yang akan menyebarkan manfaat kesejahteraan bagi seluruh penduduk, dan dengan cara yang akan memastikan kontinuitas lingkungan," kata SBY.
SBY menjelaskan, hal inilah yang menyebabkan di masa jabatan kedua sebagai presiden, dirinya mengubah strategi pembangunan menjadi pro-pertumbuhan, pro-job, pro-poor, ditambah pro-lingkungan. “Kami sekarang menempatkan keprihatinan lingkungan sebagai jantung dari semua perencanaan pembangunan kami."
Karena itu, Presiden SBY mengajak para pemimpin dunia yang hadir pada KTT Rio+20 ini untuk menegaskan kembali tekad membangun dunia baru. Yakni membuat lompatan besar menuju dunia yang berkelanjutan dengan pertumbuhan ekuitas.
Seusai menyampaikan pandangannya pada pleno ketiga ini, Presiden SBT kembali menggelar dialog dalam sebuah acara sisipan atau side event yang diselenggarakan Unescap Regional Commissions. Setelah itu, Presiden mengunjungi Paviliun Indonesia di Athlete's Park, kawasan Riocentro.
© Copyright 2024, All Rights Reserved