Produk hortikultura (buah, sayur, tanaman hias, bunga dan tanaman obat) merupakan salah satu produk unggulan sektor pertanian Indonesia. Bahkan produk tersebut menjadi salah satu andalan untuk pengembangan ekonomi masyarakat dengan berbasis argobisnis Sayangnya, saat ini produk tersebut masih belum mampu bersaing dengan produk impor yang semakin membanjiri pasar dalam negeri.
Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Jamil Musanif mengatakan, berdasarkan data badan pusat stastistik (BPS), impor buah-buahan yang masuk ke pasar Indonesia terus mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir.
"Untuk tahun 2011 BPS melaporkan bahwa nilai impor buah Indonesia mencapai Rp3,7 juta triliun atau kuran lebih Rp308 milyar/bulan. Sedangkan, pada Januari hingga Agustus 2012 mencapai Rp140 milyar," katanya kepada politikindonesia.com, usai kegiatan bagi-bagi buah, sayuran dan bunga dalam rangkaian September Horti Ceria 2012 di Jakarta, Minggu (09/09).
Menurut Jamil, walau impor meningkat, tapi jumlah konsumsi masyarakat Indonesia terhadap produk hortikultura, khususnya untuk buah dan sayur masih rendah. Angkanya masih di bawah standar kecukupan yang ditetapkan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), yaitu sebesar 65,75 kg/kapita/tahun. "Sementara, rata rata konsumsi masyarakat Indonesia terhadap untuk buah dan sayuran masing-masing kurang lebih 40 kg/kapita/tahun," ucapnya.
Untuk itu, lanjut Jamil, masyarakat Indonesia harus mampu meningkatkan mutu dan kualitas buah-buahan Indonesia. Sehingga mampu bersaing dengan buah-buahan impor, terutama dalam menghadapi era pasar bebas.
"Tak dipungkiri, saat ini hampir semua pasar di Indonesia, baik tradisional dan modern sudah dibanjiri oleh buah dan sayur impor. Padahal yang impor itu belum tentu bagus," papar Jamil.
Jamil menjelaskan untuk mendorong dan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran serta penggunaan jamu dan buah segar dalam negeri, pihaknya bersama berbagai pihak menyelenggarakan bulan promosi hortikultura nusantara. Kegiatan promosi ini diberi nama September Horti Ceria yang dilaksanakan selama sebulan yang digelar diberbagai daerah maupun di pusat.
"Strategi ini kami tempuh untuk mempromosikan buah-buahan nusantara agar lebih dikenal masyarakat luas. Dengan membagi-bagikan 1000 paket buah, sayuran dan bunga mawar kepada pengguna jalan di kawasan car free day, Sudirman Jakarta," kata Jamil lagi.
Dipaparkan, kegiatan promosi ini merupakan bagian dari kampanye kepada masyarakat luas untuk mengkonsumsi produk hortikultura nusantara, baik itu produk segar maupun olahan sebagai makanan yang bermanfaat bagi tubuh. Selain menyehatkan, vitamin yang terkadung dalam produk tersebut tidak terdapar dalam makanan pokok. Kami berharap, kegiatan promosi ini bisa meningkatkan pendapatan petani dan menekan produk buah dan sayuran impor," ungkapnya.
Sementara itu, untuk mendorong peningkatan mutu dan produksi, pihaknya akan mengatur ketentuan impor hortikultura mulai 28 September mendatang. Nantinya akan ada ketentuan 20 komoditas yang importasinya diatur.
"Ini satu kesempatan, bahwa buah-buahan kita jangan sampai kalah bersaing dengan buah impor yang akan diatur dan jumlah importasi hortikultura akan berkurang sehingga produksi kita harus mengimbangi kebutuhan pasar," imbuhnya.
Dengan diaturnya importasi 20 komoditas hortikultura, tambah Jamil, selain meningkatkan produksi, pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas hortikultura dalam negeri. Adapun, kedua puluh komoditas hortikultura tersebut yakni 10 buah seperti mangga, jeruk, dan pepaya, tujuh sayuran seperti kol, kentang, bawang merah, dan bawang putih, serta tiga tanaman hias seperti anggrek dan krisan.
"Dalam pengaturan importasi tersebut, kami akan melihat keamanan pangan, produk hortikultura yang masuk ke Indonesia harus diperiksa. Apakah ada residu pestisida, pengawet dan mikroorganisme berbahaya. Semua itu harus diwaspadai," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved