Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengklaim dirinya tengah membantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pemerintah. Oleh karena itu, SBY mengaku kecewa jika niat baiknya itu justru tidak ditanggapi positif.
"Saya sedih kalau ada yang curiga, gelisah dengan apa yang kami lakukan ini," ujar SBY, Minggu (20/03).
Sebelumnya, SBY beserta jajaran elite Demokrat melakukan safari politik bertajuk Tour de Java beberapa hari ini. Tujuan kegiatan itu bertemu masyarakat dan menyerap aspirasi mereka.
"Rutenya, dari Jakarta, Bekasi, bermalam di Bandung. Penuh kegiatan, pagi, siang, sore malam. Dari Bandung ke Nagreg, Rajapolah, sampai Tasikmalaya," kata SBY.
SBY menegaskan, niat dirinya baik, menyapa rakyat, menyapa kader, menggerakkan mesin partai. Menurut SBY, apa yang dilakukan itu hak dan juga kedaulautan partai yang menggerakkan mesin partai untuk tujuan baik.
"Jadi tidak perlulah (ada yang mengatakan) ada apa ini, ngapain itu. Lantas lewat sosmed, ada yang menyerang, membully. Tapi sabar saja," ujar SBY.
Mantan Presiden dua periode itu menuturkan, bahaya jika di era transparasi dan kebebasan, pemerintah atau pimpinan gusar karena ada suara yang tidak ingin didengar. Padahal, itu adalah suara rakyat. Penguasa jenis itu dia artikan anti kritik dan anti koreksi.
"Selama 10 Tahun ratusan kritik, hujatan, koreksi terhadap saya dan pemerintahan yang saya pimpin. Itu bagus karena mengontrol saya, pemerintahan yang saya pimpin agar tidak salah. Agar kebijakan saya tepat dan sesuai dengan harapan rakyat," kata SBY.
Kalau masih ada yang curiga, tegas SBY, dia ingin menegaskan kembali posisi Demokrat dalam pemerintahan Jokowi yaitu sebagai penyeimbang. SBY berjanji akan satu kata dengan perbuatan, konsisten, dan bisa dipegang.
"Di Surabaya kami pernah mengeluarkan sikap politik dan masih berlaku hingga 2019. Hakikatnya selamanya," pungkas SBY.
© Copyright 2024, All Rights Reserved