Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan akan memulai operasi untuk menciptakan hujan buatan di wilayah Sumatera Selatan yang saat ini dilanda kebakaran hutan. Operasi ini akan menggunakan pesawat Hercules TNI Angkatan Udara dan dimulai pada pada Senin (22/09) lusa.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (19/09) malam. "Kepala BNPB Syamsul Maarif telah memutuskan bahwa hujan buatan akan dimulai Senin (22/09) dengan menggunakan pesawat Hercules TNI AU."

Sutopo mengatakan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang akan melakukan operasi hujan buatan hingga Oktober nanti sesuai kebutuhan.

Menurut dia, diperkirakan kemarau di Sumatera Selatan hingga awal Oktober 2014. Selain itu, pola puncak titik api sesuai historisnya di Sumatera Selatan berlangsung hingga akhir September. "Sehingga dikhawatirkan bencana asap dapat meluas jika tidak diantisipasi dengan sungguh-sungguh," katanya.

Apalagi, kata dia, akan diselenggarakan MTQ Internasional yang diikuti 50 negara di Palembang pada 23-27 September mendatang dapat terganggu oleh asap.

Karena itu, Pemda Sumatera Selatan telah meminta bantuan kepada BNPB untuk menambah kekuatan helikopter pemboman air dan operasi hujan buatan.

Sutopo menjelaskan, saat ini sudah ada 1 heli Bolco dan 1 heli MI-8 yang beroperasi sejak Juli lalu.

Sutopo mengatakan operasi udara dengan pemboman air juga akan diperkuat dengan mendatangkan 2 helikopter Kamov dari Johor Baru yang akan tiba di Palembang (29/09) mendatang.

Selain itu, 2 unit pesawat aphibi "Air Tractor" dari Australia yang diperkirakan akan tiba di Palembang pada (30/09) serta 1 unit heli Kamov dari Riau akan dipindahkan ke Palembang jika diperlukan. "Ground Mist Generator juga ditambah 6 unit di Palembang. Pemda Sumsel tetap sebagai pemegang komando," katanya.

Selain itu, TNI dan Polri diminta agar meningkatkan patroli dan penegakan hukum karena saat ini ada 2 perusahaan yang sedang diproses hukum. "Pencegahan lebih efektif daripada pemadaman. Jika sudah terbakar sulit dipadamkan karena lahan gambut," katanya.

Dia mengatakan BNPB telah memberikan bantuan Rp12,2 miliar kepada BPBD Sumatera Selatan untuk penanganan karlahut dan menyiapkan Rp16 miliar tambahan sesuai kebutuhan yang ada.