Meski cenderung menurun, aktifitas gempa yang terjadi di Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda masih fluktuatif. Intensitas gempa masih naik turun pada kisaran ratusan kali dalam sehari.
Meski cenderung menurun, aktifitas gempa yang terjadi di Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda masih fluktuatif. Intensitas gempa masih naik turun pada kisaran ratusan kali dalam sehari.
“Gempa masih naik turun pada hitungan ratusan kali per hari dalam beberapa pekan terakhir," terang petugas pemantau Gunung Anak Krakatau, Andi Suardi, di pos pemantau Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan kepada pers, Rabu (07/12).
Andi menyebut, pada Senin kemarin, jumlah gempa mencapai 754 kali. Sedangkan pada Selasa, gempa mencapai 680 kali. Ia menyatakan, tidak ada aktivitas menonjol yang terjadi di Anak Krakatau. “Kemungkinan beberapa hari ke depan masih fluktuatif namun masih ada hitungan gempa dibawah seribu kali per hari.”
Kata Andi, , gunung tersebut masih aman bagi penduduk sekitar namun bagi nelayan yang biasa melaut di sekitarnya diminta tetap waspada. "Jarak aman mash pada radius dua sampai tiga kilomter dari badan gunung," ujar Andi.
Meskipun kegempaan sudah cukup renggang dibandingkan sebelumnya, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) belum menurunkan status "siaga" gunung tersebut. "Kegempaan ratusan kali itu terjadi dalam beberapa menit sekali, sedangkan sebelumnya mencapai dua hingga tiga kali dalam semenit," kata dia.
Andi mengatakan, pemantauan visula kadang masih sering terkendala. Pasalnya, Anak Krakatau kerap diselimuti kabut tebal sepanjang hari dan hujan di tengah laut menghalangi pandangan mata apalagi saat ini curah hujan lebih tinggi.
Hingga kini, Anak Krakatau masih berstatus Siaga, dengan radius bahaya 2,5 kilometer dari kawah. Masyarakat tidak perlu panik, dan diharapkan beraktifitas seperti biasa. Selama mereka mengikuti rekomendasi radius bahaya, maka mereka akan terhindar dari bahaya Anak Krakatau.
© Copyright 2025, All Rights Reserved