Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, dirinya tidak akan pernah bosan mengajak semua lapisan masyarakat Indonesia untuk selalu optimistis menatap masa depan bangsanya. Oleh karena itu, sikap optimistis harus dibangun karena tak ada bangsa yang maju tanpa berlandaskan optimisme.
"Memang tidak mudah, tetapi saya selalu mengimbau. Janganlah menjadikan kebanggaan jika mencerca bangsa ini. Kritikan boleh, tetapi jangan sampai kritikan itu (karena berlebihan dan tidak proporsional) sehingga justru menghancurkan diri kita sendiri," ujar Wapres menanggapi pertanyaan salah seorang peserta dalam pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Kedutaan Besar Indonesia di Washington, Amerika Serikat, Sabtu (23/9).
Dialog dipandu Duta Besar RI untuk AS Sudjadnan Parnohadiningrat dan diakhiri dengan buka puasa bersama masyarakat Indonesia. Selama kunjungan lima hari di Washington, Wapres akan bertemu dengan Wakil Presiden AS Richard B Cheney dan sejumlah menteri ekonomi AS.
Dalam kesempatan pertemuan dengan masyarakat Indonesia itu, Wapres mendapat pertanyaan mengenai berbagai hal dan kondisi terakhir di dalam negeri. Wapres menyatakan, orang lain atau orang Indonesia selama ini melihat Indonesia dan masyarakatnya dalam dua perspektif.
Pertama, orang melihat Indonesia dengan perspektif yang selalu buruk. Tidak ada yang benar. Bahkan, mereka terus-menerus memaki-maki pemerintah dan menyalahkan setiap apa pun yang dilakukan pemerintah.
Perspektif kedua, menyangkut pentingnya posisi Indonesia dan hal-hal yang dicapai, seperti pemberantasan korupsi. Bahkan, Indonesia dikatakan negara paling korup di dunia.
Wapres menyatakan, dirinya acap kali membandingkan Singapura dan Malaysia, yang penduduknya jauh lebih kecil, dengan Indonesia yang penduduknya jauh lebih besar dan sangat beragam.
Persoalan di Indonesia jauh lebih kompleks dibandingkan dengan kedua negara itu. Namun, di sisi lain, Wapres juga mengingatkan betapa dengan luas wilayahnya, Indonesia pun sebenarnya memiliki potensi besar untuk berkembang dan maju serta sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
© Copyright 2024, All Rights Reserved