Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermanto menegaskan, pemerintah akan melaksanakan penghematan volume BBM bersubsidi sebanyak 2 juta KL pada tahun 2014 ini, sebagaimana yang telah diputuskan dalam RAPBN-P 2014.
"Pengurangan 2 juta KL pasti dijalankan. Kalau tidak dijalankan dan volumenya besar (membengkak), kalau ada apa-apa, siapa yang tanggung jawab?" kata Edy di Jakarta, Jumat (04/07).
Menurut Edy, apabila volume BBM bersubsidi tahun 2014 melebihi kuota yang ditetapkan dan berdasarkan hasil audit pemeriksa keuangan diputuskan tidak membayar kelebihan volume tersebut, maka pada akhirnya negara pula yang akan mengalami kerugian.
“Pemerintah yakin jumlah kuota BBM bersubidi yang dipangkas dari 48 juta kl ke 46 juta kl dapat dimanfaatkan sebaik mungkin,” ujar Edy.
Sebelumnya, Menteri ESDM Jero Wacik mengaku optimistis langkah penghematan bisa dijalankan. Bila berkaca pada konsumsi hingga per April 2014 ini, kuota yang BBM bersubsidi yang terserap baru mencapai 15 juta kl.
Melalui hitungan-hitungan dengan tren pergerakan pada kuartal pertama maka konsumsi BBM bersubsidi secara keseluruhan hanya mencapai 45 juta kl.
Namun, kata Jero, pihaknya tak menampik tren pergerakan konsumsi BBM bersubsidi bakal naik di semester kedua tahun ini mengingat peningkatan konsumsi terjadi di Idul Fitri.
Sementara, Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan, Kemen ESDM bakal melakukan aksi pengendalian guna mengantisipasi bocornya volume BBM bersubsidi kepada yang tak berhak. Beberapa aksi penyelundupan BBM bersubsidi bakal ditekan dan diawasi secara maksimal.
"Penyelundupan itu maling, pencegahannya kami tingkatkan pengawasan, incorate pemda, bupati, aparat keamanan. Kami tingkatkan. Sama-sama ngawasi, kita juga minta masyarakat ikut ngawasin," pungkas Susilo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved