Situasi ketertiban dan keamanan di Poso, Sulawesi Tengah paska eksekusi mati Fabianus Tibo dkk masih rawan. Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng) mensinyalir adanya upaya orang-orang tak bertanggungjawab yang sengaja ingin mengadu domba aparat keamanan khususnya kepolisian dengan masyarakat di Kabupaten Poso.
"Cara mereka yaitu dengan menebar isu menyesatkan di tengah masyarakat seperti yang menjelek-jelekkan aparat atau institusinya," kata Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Drs M. Kilat di Palu, Selasa.
Provokasi semacam itulah yang menyebabkan terjadinya penyerangan massa terhadap terhadap aset dan personil Polri yang tengah melaksanakan tugas. pada Seperti yang terjadi Jumat pekan lalu (30/9), aparat polri diserang massa saat tengah mengusut kasus hilangnya dua warga Masamba (Sulsel) di Taripa, ibukota kecamatan Pamona Timur Kabupaten Poso.
Arham Badarudin (32) dan Randy Rahman (17), keduanya pedagang pengumpul ikan asal Masamba, hilang di pedalaman Kabupaten Poso saat dalam perjalanan dari Ampana (ibukota Kabupaten Tojo-Unauna, Sulteng) sehari setelah pelaksanaan eksekusi mati terhadap Fabianus Tibo dan kawan-kawan. Sementara mobil Kijang Pick-Up yang dikendarai mereka sudah diketemukan dalam sebuah dijurang dekat desa Taripa.
Peristiwa lainnya adalah penghadangan yang dilakukan oleh massa terhadap aparat kepolisian saat melakukan oleh tempat kejadian perkara atas ledakan bom yang terjadi di Kelurahan Kawua, pinggiran Poso Kota, pada Minggu malam (1/1).
Kilat mengatakan, polisi hingga saat ini masih berusaha menahan diri untuk tidak terjebak dalam menanggapi aksi-aksi yang dilakukan sekelompok masyarakat tersebut.
"Akan tetapi, bila tindakan massa sudah keterlaluan, maka bisa saja aparat di lapangan kehabisan kesabaran sehingga mereka dengan terpaksa mengambil tindakan sesuai protap (prosedur tetap)," tuturnya, seraya mengingatkan masyarakat Poso untuk tidak mudah terpengaruh dengan provokasi menyesatkan yang dihembuskan oknum-oknum tertentu.
Masih, menurut Kilat, selain beredar isu menyesatkan yang berusaha membenturkan antara aparat keamanan dengan masyarakat, provokasi lain yang dilakukan orang-orang serupa antara lain melalui pesan singkat telepon selular/HP) yakni membenturkan pula antara masyarakat dengan masyarakat serta antara aparat dengan aparat.
"Upaya membenturkan aparat dengan masyarakat serta masyarakat dengan masyarakat nyaris berhasil, namun berkat kesadaran yang lainnya memberikan masukan dan nasehat sehingga kontak fisik secara langsung belum terlihat dan mudah-mudahan ke depan tidak terlihat," kata dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved