Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mendesak agar Presiden Prabowo Subianto segera mengevaluasi para pembantunya yang dinilai tidak becus.
"Seratus hari kinerja, Prabowo mesti harus mulai evaluasi para pembantunya," kata Adi Prayitno, Selasa (14/1/2025).
Menurut Adi, para menteri dan utusan khusus presiden seharusnya memiliki peran strategis untuk mendukung kebijakan Presiden dan bukan menciptakan kontroversi yang kontraproduktif.
Belakangan, sorotan masyarakat tak hanya tertuju kepada kinerja para menteri. Para utusan khusus presiden justru lebih tajam disorot karena dinilai sebagian pihak hanya menjadi beban pemerintahan.
Ada dua insiden yang melibatkan utusan khusus presiden cukup menyita perhatian. Yaitu pernyataan Miftah Maulana Habiburrohman (Gus Miftah) yang mengolok-olok pedagang es teh, dan aksi Patroli Pengawan (Patwal) Raffi Ahmad yang dinilai bertindak arogan saat mengawal mobil berplat RI-36.
Analis Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyebutkan, wacana reshuffle kabinet yang sebelumnya lebih banyak menyoroti kinerja menteri, kini juga mulai menyasar para utusan khusus presiden.
Publik menginginkan pemerintah memastikan para pembantu Presiden bekerja secara profesional dan tidak hanya sebagai simbol atau jabatan politis.
"Jangan justru jadi beban yang merusak citra pemerintah," pungkas Adi Prayitno. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved