Tersangka penimbunan BBM ilegal dan pembalakan liar kayu, Aiptu LS (Labora Sitorus) ditangkap oleh 2 petugas Mabes Polri. LS ditangkap usai bertemu komisioner Kompolnas. Labora ditangkap di pelataran parkir Kantor Kompolnas Jalan Tirtayasa VII, Jakarta Selatan, Sabtu malam (18/05) sekitar pukul 20.00 WIB.

Pada saat penangkapan, ada 3 mobil yang digunakan oleh anggota Mabes Polri. Para petugas yang menangkap Labora berjumlah 2 orang mengenakan baju merah bertuliskan Mabes Polri.

Mabes Polri membenarkan penangkapan Aiptu Labora Sitorus oleh tim gabungan Bareskrim Mabes Polri di Kantor Kompolnas, sekitar Pukul 20.00 WIB.

"Penangkapan oleh tim penyidik Bareskrim Polri yang terdiri dari gabungan penyidik Mabes Polri bersama Polda Papua," kata Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (18/05).

Menurut Boy, penangkapan tersebut terkait dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh Aiptu Labora Sitorus. Adapun kasus dugaan tersebut ialah, transaksi mencurigakan, Illegal Logging dan penimbunan BBM.

Boy mengatakan, perusahaan yang diduga memiliki keterkaitan dengan Aiptu Labora Sitorus dalam kasus dugaan Illegal Logging bernama perusahaan SAW.

Sebelumnya, Aiptu Labora Sitorus datang ke Jakarta untuk meminta perlindungan. Menurut Boy, jika tidak mengantongi izin dari Mabes Polri, Aiptu Labora juga terancam dikenakan sanksi etik.

"Itu bisa menjadi masalah tersendiri karena seorang anggota Polri pergi meninggalkan tempat tugasnya juga bisa dikategorikan dalam pelanggaran," Kata Boy.

Menurut Boy, seorang anggota kepolisian harus mengantongi surat tugas jika ingin meninggalkan tempat tugasnya. Boy menerangkan salah satu yang akan ditanyakan oleh tim penyidik adalah keberadaan Aiptu LS di Jakarta.

"Akan ditanyakan apakah dia ke Jakarta ada surat perintah ada surat izin. Itu bisa menjadi bagian tersendiri," kata Boy.

Aiptu Labora Sitorus mengakui kedatangannya ke Jakarta tanpa izin. Namun Labora berdalih hal ini dilakukannya karena statusnya sebagai tersangka dan Labora khawatir jika meminta izin maka tidak akan diberikan.

"Saya pergi tanpa izin. Karena memang saya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Seandainya saya minta izin memang dikasih? Tidak kasih izin. Jadi saya nekat saja ke sini," kata Labora Sitorus saat ditemui di sekretariat DPP Pekat, Jumat (17/05).