Mantan Ketua DPR Akbar Tandjung mengatakan, sudah saatnya bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk melakukan evaluasi kritis terhadap kinerja para menteri di Kabinet Indonesia Bersatu yang membantunya di pemerintahan. Untuk itu, ia menilai Susilo harus mengubah gaya kepemimpinannya yang selama ini terkesan cenderung ragu-ragu.
"Presiden harus mengubah gaya kepemimpinan. Jangan banyak ragu," kata Akbar usai menjadi pembicara dalam Temu Kader nasional Partai Buruh di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Kamis (14/9).
Menurut Akbar, perbaikan gaya kepemimpinan dan evaluasi kritis terhadap menteri mesti dilakukan Susilo karena selama dua tahun pemerintahannya belum menunjukkan prestasi sesuai yang diharapkan rakyat banyak.
"Banyak opini yang menyebutkan banyak menteri yang kinerjanya tidak sesuai harapan, misalnya para menteri di bidang ekonomi dan menteri BUMN. Tapi kembali lagi itu menjadi hak prerogratif Presiden," katanya.
Padahal, kata Akbar, masa lima tahun pemerintahan Presiden Susilo secara efektif tinggal 1,5 tahun lagi. "Tahun-tahun berikutnya akan lebih tersita untuk persiapan Pemilu 2009," kata mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Perlunya Presiden Yudhoyono mengubah gaya kepemimpinan juga dikemukakan Ketua Umum Partai Buruh Mochtar Pakpahan. Mochtar menilai, sebagai Presiden Susilo terkesan kurang percaya diri sehingga apa yang dilakukannya terkesan ragu-ragu.
"Presiden jangan ragu karena dia itu pilihan rakyat. Wapres adalah pembantunya dengan tugas dan kewenangan yang tidak melebihi kewenangan Presiden," katanya seraya menambahkan bahwa kebijakan tertinggi eksekutif tetap berada di tangan presiden.
© Copyright 2024, All Rights Reserved