Putri pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, Nurul Izzah, berkunjung ke kantor Kontras. Politisi perempuan oposisi dari Partai Keadilan Rakyat ini datang bersama sejawatnya di parlemen, Tian Chua dan saudarinya, Nurul Iman.
Mereka ke Indonesia untuk menemui tokoh-tokoh politik, aktivis, dan media untuk meminta dukungan kebebasan demokrasi lewat gerakan March 2 Freedom.
"Karena di Malaysia tak hanya UMNO, tetapi multikultur," kata Nurul di kantor Kontras, Menteng, Jakarta, Sabtu (04/04) sore.
Nurul menampik kalau gerakannya bersifat individual, yakni untuk membebaskan Ayahnya yang 5 kali menjalani penahanan. "Ini perjuangan untuk kebebasan rakyat Malaysia."
Menurut Nurul, partai yang telah berkuasa selama setengah abad di Malaysia, United Malays National Organisation (UMNO) mengekang kebebasan berpendapat. Buktinya, sejak 2013 pemerintah melakukan siasat dengan menahan 200 orang aktivis, dosen, kartunis, atau politikus yang dianggap menghasut massa. "Kalau tak dilawan, kami akan kehilangan kesempatan untuk menjadi negara adil dan menjunjung keberagaman," kata Nurul.
Sejumlah aktivis demokrasi di Indonesia menyatakan dukungannya kepada Nurul Izzah untuk memperjuangkan demokratisasi di Malaysia. Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mengatakan, demokratisasi itu akan membuka ruang partisipasi di bidang politik dan pembangunan masyarakat di Malaysia. "Biar keadilan bisa dirasakan di Malaysia," kata Haris kantor Kontras.
Menurut Haris, kondisi di Malaysia akan berefek dengan situasi di Indonesia. Demokratisasi di Malaysia menjadikan Indonesia nyaman, terutama terhadap tenaga kerja Indonesia.
Sebab, Haris, sistem pemerintahan di Malaysia berimbas pada TKI yang dihukum secara brutal. "Mereka diperlakukan buruk oleh pemerintahan Malaysia," ujar Haris.
Direktur petisi online Change.org, Usman Hamid, menilai kedatangan Nurul itu mengingatkan mereka bahwa ada ancaman terhadap kebebasan berekspresi. Sebagai solidaritas warga serumpun, Usman membuat petisi dengan nama "Support Nur Izzah".
Anggota Dekrit Rakyat, Arif Susanto, mengimbau agar Nurul Izzah dan pendukungnya tak gentar mengawal isu demokratisasi. "Karena kebebasan ini adalah isu universal," kata Arif.
Menurut Arif, tingkat ekonomi Malaysia lebih tinggi ketimbang Indonesia. Tapi kesejahteraan tak hanya diukur dari pendapatan.
Aktivis demokrasi di Indonesia akan mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk lebih tegas berbicara dalam forum ASEAN. "Jokowi harus meminta sgar standar penghormatan HAM benar-benar diimplementasikan," pungkas Arif.
© Copyright 2024, All Rights Reserved