Amerika Serikat tidak perlu menekan Indonesia terkait dengan praktek demokrasi dan pemberantasan terorisme. Hal itu karena praktek demokrasi di Indonesia sudah bagus. Bahkan, apa yang dilakukan Indonesia saat ini jauh lebih baik ketimbang AS.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nurwahid menanggapi kunjungan Wapres Jusuf Kalla ke AS, ketika bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
"Saya menilai bagus pernyataan Wapres Jusuf Kalla dengan menyebutkan Indonesia tidak akan bermain di genderang-nya AS. Itu menandakan bahwa kita harus menunjukkan sebagai bangsa berdaulat," kata Hidayat, Kamis.
Dalam pertemuan dengan para tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa dan ulama dayah (pesantren) itu, Nurwahid mengemukakan Indonesia tidak boleh menjadi "pembeo" (maksudnya burung beo) kebijakan negara-negara asing.
Karenanya, ia mengingatkan dalam upaya pemberantasan terorisme maka Indonesia tidak perlu ikut-ikutan gaya Amerika Serikat, yang main hancurkan negara lain dengan melahirkan tragedi kemanusiaan dan pelanggaran HAM luar biasa.
"Pemberantasan terorisme Indonesia harus dengan cara Indonesia yaitu berdasarkan hukum dan penghormatan HAM. Itulah yang sebaiknya harus dilakukan Indonesia," jelas dia.
Terkait dengan pemberantasan terorisme yang dilakukan Pemerintah Indonesia, Ketua MPR itu menyatakan memang masih ada beragam hal yang belum memuaskan.
"Secara prinsip pemerintah Indonesia tidak main tangkap dan bunuh serta menghancurkan keomunitas tertentu yang dituduh, tetapi ada proses hukum yang sedang berjalan," katanya.
Apa yang dilakukan Indonesia lebih baik dari yang dilakukan AS ketika negara itu menghancurkan Irak yang sampai hari ini masih menyisakan tragedi kemanusiaan luar biasa di wilayah teluk tersebut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved