Pada tahun 2013 ini, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) berencana membongkar 15 pelabuhan. Rencana ini menjadi bagian dari strategi perseroan guna menghadapi pertumbuhan ekonomi di sebagian wilayah.
“Strategi bisnis ini mencakup tiga kategori, yakni program modernisasi, peningkatan kapasitas pelabuhan, dan revitalisasi. Pembongkaran yang dilakukan Pelindo III menyesuaikan kebutuhan masing-masing pelabuhan. Kami pakai sistem kluster," kata Manajer humas PT Pelindo III Edi Priyanto, Senin (11/03).
Edi mengungkapkan, dana yang dibutuhkan untuk biaya bangunan dan dengan beragam fasilitas senilai Rp2,5 triliun. Kemudian untuk pengadaan peralatan sebesar Rp1,8 triliun, dan untuk investasi lainnya senilai Rp1,2 trilun.
Program modernisasi mencakup Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya), Tanjung Emas (Semarang) dan Benoa (Bali). Program peningkatan kapasitas pelabuhan meliputi Terminal Petikemas Semarang, Pelabuhan Banjarmasin, Gresik, Kupang, Sampit, Batulicin, Lembar dan Pelabuhan Kumai.
Sedangkan program revitalisasi di pelabuhan Tanjung Intan (Cilacap), Pelabuhan Bima, Tanjung Wangi, dan Celukan Bawang. Khusus Pelabuhan Sampit, kata Edi, akan dibuat menjadi pelabuhan multipurpose, sepeti halnya di Terminal Multipurpose Teluk Lamong.
“Perseroan juga menghadapi kendala dalam menjalankan rencana tersebut. Rob dan banjir masih menjadi persoalan utama dalam pengembangan di Pelabuhan Tanjung Emas. Kondisi itu diperparah dengan tingginya tingkat penurunan deletasi tanah di pelabuhan,” kata Edi.
Menurut Edi., secara berkala PT Pelindo III harus melakukan peninggian di sejumlah titik tertentu. Seperti di dermaga luar dan dalam, agar tidak makin tenggelam. Sistem pengendali banjir terpadu mulai diterapkan dengan membangun tanggul di sekeliling pelabuhan, termasuk di sekitar area atau cluster yang ada di dalam pelabuhan.
“Kini, PT Pelindo III tengah membangun beberapa kolam retensi di Pelabuhan Tanjung Emas. Kolam ini menjadi penampung sementara air rob dan hujan sebelum dipompa dan dibuang ke laut. Ia berharap, kawasan pelabuhan bisa kering, baik di musim hujan maupun saat musim rob,” kata Edi.
Sementara, General Manager Pelindo III Cabang Semarang Tri Suhardi mengatakan sedikitnya dibutuhkan investasi sebesar Rp170 miliar untuk modernisasi infrastruktur fisik di Pelabuhan Tanjung Emas tahun ini.
“Dana itu digunakan untuk merenovasi terminal penumpang sebesar Rp5 miliar, pengadaan luffing crane senilai Rp48 miliar, dan pembangunan sistem polder sebesar Rp117 miliar. Renovasi itu untuk mendukung kinerja Tanjung Emas," ujar Tri.
Dengan dilakukan renovasi tersebut, kata Tri, maka diharapkan pada masa mendatang, aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Emas, bakal semakin lancar.
Langkah ini menyusul didatangkannya alat baru berupa Luffing Crane guna mendukung aktivitas Pelabuhan terbesar di Provinsi Jawa Tengah tersebut. Kehadiran alat baru seharga Rp48 miliar itu, untuk memastikan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas semakin cepat.
"Luffing crane ini multipurpose karena mampu untuk bongkar muat kayu log, barang curah kering maupun curah cair serta petikemas," kata Tri.
Luffing crane yang akan digunakan Pelabuhan Tanjung Emas memiliki jangkauan hingga 35 meter, dengan kemampuan angkat mencapai 40 ton. Sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan kinerja bongkar muat barang di Pelabuhan. Sistem polder berfungsi untuk menanggulangi banjir dan rob di pelabuhan yang dilakukan secara bertahap.
© Copyright 2024, All Rights Reserved