Iran berencana melayangkan gugatan atas serangan cyber yang menimpa sejumlah lembaga pemerintahnya kepada organisasi internasional terkait. Iran akan melayangkapn protes resmi di berbagai pertemuan khusus seperti sidang teknologi telekomunikasi di Jenewa
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Telekomunikasi Republik Islam Iran, Reza Taghipour dalam jumpa pers di Teheran, Kamis (21/06). Ia mengatakan, pengaduan Iran atas serangan cyber ke lembaga pemerintah negara ini akan dilayangkan ke organisasi internasional terkait melalui Kementerian Luar Negeri.
Reza mengatakan, dalam beberapa pekan lalu, sejumlah departemen pemerintah Iran mendapat serangan cyber oleh sejumlah negara asing. Ia menyebut serangan ini sebagai ancaman keamanan cyber dan terorisme cyber.
Amerika Serikat dan Israel diduga banyak kalangan sebagai dalang dibalik gelombang serangan cyber yang dialami Iran. Sebuah harian Amerika Serikat mengungkapkan, Presiden Barack Obama secara diam-diam memerintahkan serangan cyber dengan virus komputer Stuxnet terhadap Iran untuk menyabotase sejumlah program industri Iran. ".....Presiden Obama diam-diam memerintahkan serangan yang semakin canggih terhadap sistem komputer yang menjalankan fasilitas utama pengayaan nuklir Iran...," demikian tulis The New York Times, awal Juni ini.
Laporan itu menyebutkan bahwa serangan itu adalah bagian dari gelombang serangan digital AS terhadap Iran. Harian AS juga menegaskan bahwa virus Stuxnet diciptakan dengan bantuan unit intelijen rahasia Israel.
Stuxnet, pertama diidentifikasi oleh pemerintah Teheran pada bulan Juni 2010. Virus ini merupakan malware yang dirancang untuk menginfeksi komputer menggunakan sistem kontrol yang digunakan oleh industri yang mengelola pasokan air, minyak, dan pembangkit listrik.
© Copyright 2024, All Rights Reserved