Penemuan bom pipa di Wamena oleh aparat kepolisian menunjukkan telah terjadi peningkatan kualitas teror di Papua. Aksi teror menggunakan modus bom selama ini belum pernah terjadi di Papua. Kebanyakan aksi teror lebih kepada aksi penembakan.
Demikian disampaikan Kapolda Papua Irjen Tito Karnavian kepada pers, di Jayapura, Rabu (03/10). “Ini menarik. Saya dengar dulu belum ada modus bom. Tetapi sekarang sudah ada. Berarti ada pergeseran modus operandi. Kami akan mengembangkan (kasus) sesuai dengan tata cara kepolisian," ujarnya.
Pada Sabtu (29/09) lalu, aparat kepolisian menemukan 2 bom aktif di sekretariat Komite Nasional Papua Baru (KNPB), di Wamena. Penemuan itu berawal dari laporan penduduk setempat yang mencurigai keberadaan bungkus serbuk di salah satu rumah warga. Setelah diselidiki, ternyata itu merupakan serbuk TNT yang merupakan bahan baku bom.
“Untuk penyelidikan dan penyidikan, intelijen akan dimainkan. Tentunya harus bermain dengan mendalami dan melakukan investigasi antara kasus yang satu dengan yang lainnya. Apakah ada hubungannya atau tidak. Yang jelas ini semua butuh waktu,” terang Tito.
Sejauh ini, ujar dia, polisi telah menangkap 9 anggota KNPB. Mereka diduga menyimpan bahan peledak jenis TNT. KNPB kemudian menuding balik bahwa penemuan itu adalah rekayasa polisi.
Tito yang sebelumnya merupakan Kadensus Antiteror mempersilahkan untuk membawa tuduhan tersebut ke meja hijau. “Pengadilan di Indonesia adalah pengadilan yang sangat terbuka di dunia dibandingkan dengan negara lainnya. Silahkan membuktikan disana," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved