Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Maruf Amin menginstruksikan kalangan Nahdliyin tak mengikuti aksi 11 Februari atau aksi 112.
“Atas nama Rais Aam PBNU, saya menginstruksikan warga NU tidak turun aksi 112," kata Marif Amin dalam acara Silaturahim dan Dialog Kebangsaan Ulama, Pengasuh Pondok Pesantren dan Syuriah PCNU se-Banten, di Pesantren An-Nawawi, Tanara, Serang, seperti dikutip dari laman resmi NU www.nu.or.id, Kamis (09/02).
Maruf yang juga Ketua Umum MUI itu meminta semua ulama menjaga umat dari ajaran atau akidah yang menyimpang. Ajaran yang menyimpang ini akan mengubah cara berpikir yang mengarah pada ekstrem radikal. “Baik itu radikal agama maupun radikal sekuler,” kata Maruf.
Para ulama diminta tidak hanya tinggal diam di pesantren, tapi bergerak keluar dan mengabdi kepada masyarakat. Namun hal ini bukan berarti ulama harus meninggalkan pesantren karena perannya yang penting untuk regenerasi ulama.
"Nahdlatul Ulama itu harus saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi. Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah, Ukhuwah Insaniyah, ditambah satu lagi Ukhuwah Nahdliyyah," kata KH Maruf Amin.
Penambahan satu Ukhuwah Nahdliyyah, kata Maruf, jangan sampai ketika seluruh warga NU menjalankan Ukhuwah Islamiyah, Wathoniyyah, dan Insaniyah, justru terpecah-pecah sesama warga atau di internal NU sendiri. Makanya, perlu ditambah Ukhuwah Nahdliyyah.
Sebelumnya, GNPF-MUI sejak Oktober 2016 tercatat telah tiga kali memprakarsai aksi besar-besaran di Jakarta.
© Copyright 2024, All Rights Reserved