Pasca letusan Gunung Merapi, Selasa (26/10), geliat Merapi kelihatannya tenang. Padahal, sepanjang Rabu, 27 Okotber 2010 hingga Pukul 23.59 WIB, terjadi aktifitas seismic cukup banyak. Gempa guguran terjadi sebanyak 109 kali, gempa multiphase sebanyak 34 kali. Begitu juga gempa low frekuensi terjadi satu kali, sementara gempa tektonik sebanyak dua kali.
Demikian laporan pemantauan yang dilakukan Tim Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Anwar, M Syakir dan M Defta dari sekitar Merapi yang diterima politikindonesia.com, Kamis pagi (28/10).
"Memang kondisi Merapi terlihat tenang. Namun Merapi sedang bekerja keras untuk mengumpulkan energi," ungkap Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM kepada politikindonesia.com, Kamis (28/10).
Sehingga, kemungkinan akan adanya letusan lagi bisa terjadi pada gunung api yang paling aktif di dunia itu.
Dibanding letusan Tahun 2006, letusan Merapi kali ini jauh berbeda. Sebelumnya hanya bersifat aliran larva, namun kali ini bersifat eksplosif.
Sekedar mengingat, berikut catatan PVMBG menguraikan detik-detik menjelang letusan Merapi: Awalnya, pukul 17.02 - 17.37 WIB terjadi awan panas, kemudian pada pukul 17.42 WIB terjadi awan panas besar yang berlangsung selama 33 menit. Lantas disambung gemuruh besar dari pukul 18.00 WIB - 18.45 WIB.
Setelah itu, secara berturut-turut, pukul 18.10 WIB, pukul 18.15 WIB, dan pukul 18.25 WIB terdengar dentuman di Merapi yang kemudian disusul hembusan awan panas selama 5 menit.
Pada pukul 18.21 WIB kembali muncul awan panas besar yang berlansung selama 33 menit yang disusul nyala api bersama munculnya kolom asap keatas setinggi 1,5 kilometer dari puncaknya. Pukul 18.54 aktivitas awan panas mulai mereda dan luncuran awan panas mengarah ke sektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara.
© Copyright 2024, All Rights Reserved