Panglima TNI Marsekal Djoko Soeyanto menyatakan, Puspom TNI Jika diperlukan, dapat meminta keterangan mantan KSAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, sehubungan dengan penemuan ratusan senjata dan ribuan amunisi di kediaman (Alm) Brigjen Koesmayadi.
"Kalau memang diperlukan, Puspom bisa meminta keterangan dari siapa saja. Kalau kita mencintai TNI dan menginginkan perbaikan bagi TNI keterangan itu sangat diperlukan. Beliau (Ryamizard) sangat menghargai integritas sebagai negarawan. Saya yakin beliau akan melaksanakan itu. Saya kira KSAD dan Puspom akan approach beliau," kata Panglima TNI Marsekal Djoko Soeyanto.
Panglima TNI mengatakan hal tersebut kepada wartawan, usai peringatan ulang tahun Ikatan Kesejahteraan Keluarga TNI di Balai Sudirman, Jalan Sahardjo, Jakarta Pusat, Jumat (14/7/2006), terkait soal kemungkinan diperiksanya sejumlah jenderal termasuk Ryamizard Ryacudu,
Dalam kesempatan itu, Panglima mengatakan, hingga kini Puspom TNI telah memeriksa 72 orang. Namun menyangkut target penyelesaian penyelidikan selama sebulan, Djoko mengatakan hal itu merupakan target dari Puspom. "Itu bukan target saya, tapi target Puspom. Ya kita ikuti saja. Mudah-mudahan 1 bulan selesai," ujarnya. Menurut Panglima, Puspom TNI menargetkan proses penyelidikan kasus penemuan senjata di kediaman Waaslog KSAD Alm Brigjen TNI Koesmayadi selesai pada 9 Agustus mendatang.
Adapun terkait dengan rekanan CV Adian Nalambok yang diduga fiktif, Panglima TNI meminta agar semua pihak tidak menduga-duga. "Saya tidak mengambil kesimpulan soal itu. Ini kan masih dalam proses. Jangan menduga-duga. Ikuti saja proses Puspom TNI. Mudah-mudahan berkembang baik. Keterangan yang dipercaya itu hanya hasil penyelidikan Puspom. Puspom belum memberikan laporan ke saya," terang Djoko Soeyanto.
Sedangkan mengenai pernyataan Gubernur Lemhannas Muladi bahwa pelaku pengedar senjata ilegal bisa dihukum mati, Panglima TNI mengatakan, pihaknya tidak ingin mendahului Puspom. Panglima juga membantah adanya nuansa untuk melindungi pihak-pihak tertentu. Dia juga menyatakan tidak ada keberatan apapun dari sesepuh TNI untuk memeriksa pihak-pihak yang dianggap tahu soal senjata di rumah Koesmayadi. "Saya tidak pernah menerima SMS soal keberatan itu," tegas Marsekal Djoko Soeyanto.
© Copyright 2024, All Rights Reserved