Ketidaknyamanan yang kerap dikeluhkan penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, masih susah diurai. PT Angkasa Pura II sebagai operator, sepertinya tak sanggup menangani masalah sosial di sekitar bandara itu. Ribuan pedagang asongan, tukang ojek, tukang semir, porter liar, pemulung dan bahkan pengemis di sana, belum terintegrasi sehingga pengelola bandara kewalahan menanganinya.
"Ya, masalahnya sangat kompleks dan tidak bisa ditangani sendiri oleh operator," ujar Kepala Cabang Utama Bandara Soekarno Hatta, Haryanto, Senin (24/05) siang.
Haryanto mengungkapkan, para pedagang asongan, tukang semir, porter liar, pemulung dan pengemis di sekitar bandara, terus bertambah setiap hari, sehingga sangat merugikan. Karena, membuat citra negatif bagi bandara, dan Indonesia secara keseluruhan di mata dunia.
Data hasil penertiban 2009, yang dilakukan PT Angkasa Pura II, ada 19.391 orang pedagang asongan dan kawan-kawan itu. Mereka beroperasi di terminal I A, B, C dan terminal II D, E, F serta area parkir terminal. Inilah yang kerap dikeluhkan para calon penumpang, atau pengguna bandara internasional tersebut.
Upaya penertiban terus dilakukan, tetapi hasilnya belum memadai. Kegagalan ini juga dipicu oleh terbatasnya kewenangan pihak keamanan PT Angkasa Pura II dalam melakukan penertiban. Haryanto mengatakan, pihak keamanan di sana tidak punya kewenangan untuk menangkap, memberi sanksi kepada para pelanggar ketertiban itu. Angkasa Pura, hanya berwenang menahan mereka selama empat jam.
Selain itu, selama ini para pelanggar ketertiban yang dirazia, ditampung di panti sosial Kedoya, Jakarta Barat. Tetapi, kini pihak panti itu sudah menolak, karena daya tampungnya sudah penuh.
Tetapi, Haryanto tak begitu saja terima dituding tak sanggup menangani masalah itu. Bukannya menyerah, kata dia, tapi masalah sosial tersebuy tidak bisa ditangani sendiri oleh Angkasa Pura. Harus ada keterlibatan pihak berkompeten lainnya, agar tidak muncul problem sosial yang lebih parah ke depan.
Ojek Terus Bertambah
Bandara Soekarno-Hatta juga diramaikan ratusan tukang ojek, dengan sepeda motonya yang bebas berkeliaran di areal bandar udara itu. Kepala Bidang Keamanan dan Penertiban Administrator Bandara Soekarno Hatta, Adi Kandrio mengemukakan, keberadaan tukang ojek bandara ini terus meningkat dari puluhan hingga ratusan saat ini." Saat ini jumlahnya mencapai 300 orang."
Para tukang ojek ini bebas mangkal di area bandara. Mereka keluar-masuk Bandara Soekarno Hatta, sampai ngetem (berhenti menunggu penumpang) di terminal penumpang I A, B, C, dan terminal II D, E dan F, serta terminal III. Sehari-hari para tukang ojek bisa dijumpai dengan mudah di depan terminal atau di area parkir terminal.
"Otoritas Bandara Soekarno Hatta akan menertibkan tukang ojek yang beroperasi di sekitar bandara. Kami tengah mencari formula yang tepat untuk menertibkan para tukang ojek ini. Karena ini menyangkut perut, agak sensitif," kata Kepala Bidang Keamanan dan Penertiban Administrator Bandara Soekarno Hatta, Adi Kandrio.
Penertiban menyangkut keamanan dan ketertiban Bandara Soekarno Hatta dilakukan bertahap. Tahap pertama, sedang dilakukan penertiban kendaraan yang masuk area bandara. Akses masuk bandara Soekarno Hatta saat ini ada tiga. Yaitu melalui pintu M1 dari arah Tangerang, dan pintu tol Soediyatmo arah Jakarta dan dari arah Benda pintu masuk Rawabokor. Sekarang yang ditertibkan pintu M1 terlebih dahulu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved