Pasar chip global diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sebesar 11,2 persen pada 2025, dengan mencapai angka rekor 697,18 miliar dolar AS (sekitar Rp11,29 kuadriliun).
Meningkatnya adopsi teknologi AI di berbagai sektor industri dan negara telah memicu lonjakan permintaan chip, terutama untuk pusat data yang mendukung pengembangan AI generatif dan perangkat berbasis AI.
Berdasarkan laporan dari World Semiconductor Trade Statistics (WSTS), sebuah organisasi yang dibentuk oleh produsen chip besar, pertumbuhan ini didorong oleh tingginya permintaan untuk semikonduktor yang digunakan dalam ponsel pintar berbasis kecerdasan buatan (AI) dan pusat data.
Perkiraan ini mengalami revisi kenaikan dari estimasi sebelumnya yang sebesar 687,38 miliar dolar AS (Rp11,13 kuadriliun),
Perusahaan teknologi global berlomba-lomba untuk mengamankan pasokan chip guna mendukung perkembangan ini.
Berdasarkan jenis produk, permintaan untuk semikonduktor logika, yang berfungsi sebagai otak perangkat elektronik, diperkirakan akan meningkat sebesar 16,8 persen menjadi 243,78 miliar dolar AS (Rp3,94 kuadriliun). Ini menunjukkan permintaan yang tinggi untuk chip yang mendukung kemampuan pemrosesan data canggih.
Selain itu, permintaan untuk chip memori, yang berfungsi untuk menyimpan data, diperkirakan akan tumbuh sebesar 13,4 persen menjadi 189,41 miliar dolar AS (Rp3,06 kuadriliun). Organisasi tersebut merilis pandangan terbaru mereka pada awal Desember yang mencakup tren permintaan berbagai jenis semikonduktor.
Pasar untuk jenis semikonduktor lainnya, seperti chip analog, juga diprediksi akan mengalami pertumbuhan, dengan catatan bahwa ekonomi global tetap tumbuh secara moderat. Hal ini menunjukkan bahwa sektor chip akan tetap berkembang meski tantangan ekonomi di beberapa wilayah.
Dari sisi geografis, kawasan Amerika diperkirakan akan mengalami pertumbuhan terbesar, dengan peningkatan 15,4 persen menjadi 215,31 miliar dolar AS (Rp3,48 kuadriliun). Kawasan Asia-Pasifik mengikuti dengan pertumbuhan 10,4 persen, mencapai 376,27 miliar dolar AS (Rp6,09 kuadriliun), yang mencerminkan dominasi pasar chip di kawasan ini.
Sementara itu, Eropa diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan terkecil, hanya sebesar 3,3 persen, mencapai 53,74 miliar dolar AS (Rp870 triliun). Pasar Jepang diperkirakan akan tumbuh sebesar 9,4 persen menjadi 51,87 miliar dolar AS (Rp840 triliun), menurut laporan tersebut. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved