Disela-sela kunjungannya ke Oslo, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkesampatan untuk menyampaikan kuliah umum di gedung Norwegian Nobel Institute (Lembaga Nobel Norwegia), Rabu (13/9/2006) pukul 15.00 waktu Oslo atau pukul 20.00 WIB.
Didampingi Ibu Negara dan beberapa menteri, Presiden memberi kuliah di hadapan tokoh-tokoh masyarakat Norwegia, serta beberapa duta besar negara-negara Barat di Oslo. Sebelumnya, Direktur Institut Nobel untuk Urusan Internasional, Prof Sverre Lodgaard, lebih dahulu memberi pengantar.
Dalam kuliah umumnya, SBY lebih banyak menyampaikan hal-hal yang terjadi di Aceh, sejak sebelum penandatanganan kesepakatan damai sampai pascaperjanjian damai. Tak lupa SBY juga menyampaikan rasa terima kasih pemerintah Indonesia kepada pemerintah dan rakyat Norwegia, yang telah banyak berpartisipasi saat bencana gempa dan tsunami melanda Aceh pada 2004.
"Pada tanggal 26 Desember 2004 itu, sehari setelah Natal, bencana tsunami menimpa rakyat Aceh dan menewaskan lebih dari 200 ribu jiwa, serta 500 ribu jiwa lainnya kehilangan rumah mereka," urai SBY.
Selain itu, SBY pun menyampaikan pujian atas peran pemerintah dan rakyat Norwegia yang ikut terlibat dalam proses perdamaian di bumi Aceh, dengan berpartisipasi pada AMM (Aceh Monitoring Mission).
"Konflik di Aceh telah berlangsung lama. Tapi sekarang, Aceh bagaikan telah lahir kembali. Orang tua dan anak-anak Aceh kini bisa tidur nyenyak tanpa merasa takut. Masyarakat Aceh kini kembali bertani, berbisnis, dan membangun masa depan mereka," ujar SBY.
Presiden SBY melanjutkan, anak-anak Aceh kini telah kembali bersekolah, para guru kembali mengajar tanpa takut kalau sekolah mereka akan dibakar. "Itulah Aceh sekarang, yang sedang mempersiapkan diri untuk melakukan pemilihan gubernur pada bulan Desember yang akan datang," tutur SBY.
© Copyright 2024, All Rights Reserved