Nilai tukar rupiah sedang bergerak dan akan memiliki titik keseimbangan baru. Pelemahan nilai tukar yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa rupiah sedang mengarah pada titik tersebut.
Demikian disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat membuka Kompas100 CEO Forum di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (27/11). “Harus diakui rupiah melemah. Rupiah akan memiliki titik ekuilibrium baru. IHSG juga turun," ujar SBY.
Sejak Juni lalu, rupiah masih berada dalam tren melemah. Rupiah yang sebelumnya berada di kisaran Rp9000-Rp10.000 sempat menembus angka Rp12.000 di bank-bank lokal.
Presiden mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah juga masih dibayang-bayangi oleh rencana pemerintah Amerika Serikat (AS) memberlakukan tappering off terhadap dolar AS. “Kalau AS mengambil kebijakan tappering off maka akan terjadi tekanan luar biasa. Rupiah akan melemah, modal balik kanan, sehingga menguras saham kita," ujar SBY.
Presiden mengaku, penerapan kebijakan itu sangat menghawatirkan pemerintah RI karena berdampak negatif bagi perekonomian nasional. “Mudah-mudahan kita bisa mempersiapkan lebih baik sebelum keputusan itu diambil. Kesimpulannya, situasi ekonomi kita, ekonomi Indonesia tahun ini dan tahun depan tidak mudah. Saya lebih baik bicara itu, daripada angin surga dan kita harus mengelolanya dengan serius," katanya.
Dalam forum bertajuk “Perhelatan Politik dan Momentum Menjaga Pertumbuhan Ekonomi” tersebut, SBY menyampaikan 4 pandangannya tentang perekonomian Indonesia. “Pertama, sejumlah realitas, tren, dan tesis, kalau kita bicara ekonomi, saya ingin kita berangkat dari cara pandang yang relatif sama. Meskipun dunia bergejolak, Alhamdulillah ekonomi Indonesia terus tumbuh," ujar SBY.
Kedua, lanjut SBY, jika permasalahan mendasar yang menghambat pertumbuhan ekonomi bisa dituntaskan, sebetulnya perekonomian Indonesia bisa tumbuh lebih tinggi.
Ketiga, Presiden mendorong agar pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para ekonom untuk tekun, sabar dalam mengelola ekonomi Indonesia.
Presiden juga memandang, perekonomian Indonesia setiap saat bisa mengalami gejolak, di luar karena faktor eksternal. Bahkan katanya lagi, saat inipun ia merasakan ada gejolak ekonomi.
Dari empat pandangannya itu, ia menyampaikan empat poin pertanyaan penting yang bisa didiskusikan dalam forum tersebut. “Dari 4 pandangan tadi, saya garisbawahi bagaimana kita mengelola ekonomi di akhir 2013 dan menjaga pertumbuhan ekonomi di tahun pemilu. Ada empat poin pertanyaan, pertama, ada apa dengan ekonomi kita? Seberapa besar tekanan yang kita alami? Langkah apa yang akan kita lakukan? Dan apa yang kita harapkan, meski politik akan memanas karena Pemilu, agar ekonomi tumbuh, dan pertumbuhan terjaga," ujar SBY.
© Copyright 2024, All Rights Reserved