Hasri Ainun Habibie sudah tenang di alam baka. Istri mantan Presiden BJ. Habibie itu sudah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Selasa (25/05). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertindak selaku Inspektur Upacara atas pemakaman bekas Ibu Negara tersebut. Sampai pemakaman selesai, Selasa siang, dan rangkaian pengajian berlangsung di rumah duka, Jalan Patra Kuningan XIII No 3, Jakarta Selatan, malam harinya, tak tampak satu pun keluarga bekas Presiden Soeharto. Juga tak ada karangan bunga, atau ucapan berbelasungkawa dari keluarga mantan penguasa Orde Baru tersebut.
"Oh ya, saya nggak tahu itu. Saya nggak kepikiran apa-apa tentang itu. Boro-boro kepikiran hal kayak begitu, ini saja suasananya masih berduka," kata Thareq Kemal Habibie, putra bungsu pasangan BJ. Habibie dan Hasri Ainun, kepada wartawan, di rumah duka, Selasa malam.
Menurut Thareq, keluarganya hanya memerhatikan prosesi pemakaman sang ibu. Karena itu, ia terang-terangan mengaku tidak mengetahui dan memikirkan ada, atau tidaknya ucapan belasungkawa dari keluarga Cendana tersebut.
Soal kemungkinan Thareq tidak mengetahui adanya kerabatnya yang menerima ucapan berbelasungkawa dari keluarga Cendana itu, Thareq tak mau memusingkannya. Ia tak mau dipusingkan dengan hal-hal seperti itu. Yang penting baginya, penanganan kematian ibunda tercinta, dari pemulangannya ke Tanah Air, setelah wafat di Jerman, Sabtu lalu, sampai pemakamannya selesai.
"Mana aku tahu. Aku nggak punya nomor mereka, dan aku nggak tahu apa mereka punya nomor aku," tegasnya.
Sejak berita kematian istri mantan Presiden Habibie itu meninggal di Jerman, sejumlah kalangan terlihat mendatangi kediaman keluarga Habibie di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan. Tidak hanya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wapres Boediono beserta istri masing-masing, para pejabat tinggi negara, para pejabat di era Orde Baru, sampai masyarakat umum ikut berbelasungkawa.
Tak cukup hanya hadir di rumah duka, termasuk mengikuti acara tahlilan yang digelar sejak Selasa malam, mereka juga ikut mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhir di TMP Kalibata. Sejumlah mantan pejabat era Presiden Soeharto, seangkatan Habibie, yang hadir misalnya bekas Wapres Try Sutrisno, dan lain sebagainya.
Anak Emas
Ketidakhadiran keluarga Pak Harto itu menjadi tanda tanya banyak pihak, karena keberadaan Habibie, dan keluarga tak bisa dipisahkan dari Presiden Soeharto. Ketika bertugas di wilayah Sulawesi Selatan, Soeharto bahkan sudah mengenal keluarga Habibie. Ketika ayah Habibie meninggal, kedekatan Habibie muda dengan Pak Harto makin terjalin.
Tahun 1970-an Habibie bersedia pulang ke Indonesia, setelah lama berkarir di perusahaan penerbangan di Jerman, atas bujukan Soeharto ketika itu. Setelah itu, Habibie seperti menjadi anak emas Presiden Soeharto. Habibie berkarir lama sebagai Menristek, yang meletakkan dasar pembangunan sejumlah industri strategis. Di antaranya, IPTN, yang sekarang bernama PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, Pindad, dan lainnya.
Karir Habibie terus meningkat, sampai terpilih sebagai Wakil Presiden menjelang akhir kejatuhan rezim Orde Baru. Ketika akhirnya Presiden Soeharto harus lengser setelah dilanda demo besar-besaran oleh pendukung reformasi, Habibie otomatis menggantikan Soeharto di puncak kekuasaan.
Tak begitu jelas bagaimana, sejak itu hubungan keduanya, termasuk pihak keluarga masing-masing menjadi buruk. Habibie pernah mengungkapkan, sudah berkali-kali berusaha sowan ke Pak Harto, tapi pintu sepertinya sudah tertutup untuknya. Sekali waktu Habibie pernah berhasil menelepon penguasa Orde Baru itu, dan menyatakan keinginannya untuk bertemu, Pak Harto menolak secara halus. Habibie hanya diminta bekerja dengan baik, dan jalinan hubungan mereka biarlah secara batin.
Upaya Habibie dan keluarga untuk menjalin tali silaturahim dengan Soeharto sekeluarga masih terus diupayakan. Ketika jenderal besar itu berkali-kali sakit dan dirawat di RSPP Pertamina, Habibie tak pernah diizinkan menengok. Sekali waktu ia hampir diterima oleh salah satu kerabat, tetapi ketika muncul di RS, Habibie tetap tidak diperkenankan pihak keluarga untuk membezuk bekas guru politiknya itu. Habibie dan istri hanya disuruh menunggu di sebelah ruang perawatan Soeharto.
Sampai Soeharto meninggal, Habibie tak pernah berhasil bertemu langsung. Tak disangka hubungan buruk itu terus berlanjut sampai sekarang. Pihak keluarga Soeharto tetap tak membuka peluang untuk menyambung tali silaturahim, meski Hasri Ainun Habibie meninggal.
© Copyright 2024, All Rights Reserved