Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong Kabupaten Tegal untuk mengejar target luas tambah tanam (LTT) padi. Dari target LTT November 2017, seluas 7.700 hektar (ha), baru terealisasi 500 ha. Untuk mengejar target LTT tersebut, petani diminta terus meningkatkan produktivitas melalui perluasan tanam. Program bantuan juga akan ditingkatkan agar petani makin bersemangat.
"Kami meminta, agar Unit Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) segera menyampaikan proposal tentang permohonan bantuan. Sehingga, bisa segera direalisasikan. Karena semakin cepat, semakin baik," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono yang juga sebagai Penanggung Jawab Upaya Khusus Padi, Jagung, dan Kedelai (Upsus Pajale) Jawa Tengah disela-sela tanam serentak di Desa Slarang Kidul, Kecamatan Lebaksiu, Tegal, Jawa Tengah, Kamis (16/11).
Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga meminta seluruh pihak agar bekerja sungguh-sungguh, baik pratanam hingga pascapanen. Selain itu, harga beli petani diharapkan bisa meningkat sehingga kesejahteraan petani juga ikut meningkat. Seperti yang dipesankan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, bahwa petani juga harus kaya.
"Belum tercapainya LTT di Tegal memang menjadi perhatian khusus bagi kami. Oleh sebab itu kami meminta semua pihak untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah di seluruh tingkatan harus ditingkatkan, agar upaya meningkatkan LTT padi bisa tercapai," ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tegal, Khofifah, menambahkan, salah satu persoalan yang menyebabkan rendahnya target LTT November ini adalah hujan tak turun di seluruh wilayah. Meski demikian, pihaknya tetap optimis target akan terealisasi karena sudah mencanangkan beragam kegiatan.
"Agar bisa terealisasi, kami memetakan kembali daerah yang cepat turun hujan. Selain itu, kami juga manfaatkan pompa-pompa air tanah dangkal, permukaan, membangun long storage. Semua itu kami lakukan untuk mengairi lahan sawah yang lebih luas," ungkapnya.
Dijelaskan, saat ini mayoritas petani di Tegal telah mengadopsi mekanisasi, sejak pratanam sampai pascapanen. Hanya sebagian wilayah yang belum menggunakan combine harvester, lantaran masih ada buruh tani. Bahkan, di Tegal telah mewujudkan kedaulatan pangan. Sebab, ketersediaan berasnya mampu mencukupi 1,6 juta penduduknya hingga 9 bulan ke depan.
"Hal ini terjadi, karena realisasi tanam dan produksi kerap melampaui target. Hal itu bisa terjadi karena adanya beragam bantuan dari pemerintah. Apalagi, kami terrus mendorong generasi muda untuk terjun ke sektor agraria. Sebagain besar dari mereka dikerahkan untuk berperan di UPJA. Bahkan, ada yang lulusan Fakultas Teknik Sipil, sekarang sudah jadi sukses dan kaya secara materi karena bertani. Ini bukti kalau pertanian bisa menarik," paparnya.
Pada kesempatan sama, Dandim 0712/Tegal, Letkol Kav Kristiyanto, menyatakan, pihaknya siap menyukseskan program pemerintah menuju kedaulatan pangan, khususnya di Kabupaten Tegal. Salah satu caranya, setiap hari menerjunkan sekitar 250 personel Babinsa di 18 kecamatan di Kabupaten.
"Tiap Babinsa menemui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di desa untuk dorong dan memantau petani agar segera tanam usai panen. Hal itu kami lakukan karena memang lahannya sudah siap. Oleh sebab itu, kami optimis target tersebut bisa tercapai November ini," katanya.
Selain itu, lanjut Kristiyanto, pihaknya juga turut mengawal distribusi bantuan dari pemerintah, seperti pupuk dan benih. Pengawalan distribusi dilakukan hingga penjualan gabah petani ke Badan Urusan Logistik (Bulog). Alhasil, tak ada kendala berarti sejak pratanam sampai pascapanen.
"Kabupaten Tegal masuk dalam daftar merah program LTT padi karena realisasi belum mencapai target yang ditetapkan Kementan. Kami pun siap membantu mengejar LTT ini. Kami yakin dengan kerjasama kami bersama Dinas Pertanian dan masyarakat, target LTT pasti bisa tercapai," tegasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved