Peran aktif Indonesia dalam pembangunan ekonomi global telah mendapatkan pengakuan dari berbagai negara di dunia, khususnya melalui Kerjasama Selatan-Selatan. Fiji yang merupakan negara di kawasan Selatan-Selatan, banyak mengapresiasikan peran aktif Indonesia pada sektor kelautan dan perikanan. Itulah sebabnya, Fiji tertarik dengan pengelolaan ekonomi biru di Indonesia.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM-KP), Suseno mengatakan kerjasama Indonesia dengan Fiji bukanlah hal baru. Sejak dibukanya hubungan diplomatik Indonesia-Fiji pada 1974 dan Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia di Suva, ibukota Fiji pada tahun 2002, kedua negara tersebut terus berusaha memperkuat kerjasama bilateral di sektor kelautan dan perikanan.
"Kerjasama yang sudah berjalan ini diperkuat melalui penandatanganan Memorandum Saling Pengertian (MSP) tentang kerjasama kelautan dan perikanan antara Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia dengan Menteri Pertanian, Perikanan dan Hutan Fiji pada 18 Juni lalu," kata Suseno kepada politikindonesia.com usai menerima audiensi Duta Besar Fiji untuk Indonesia, Seremaia T. Cavuilati di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta, Kamis (30/10).
Menurutnya, kerjasama dengan negara selatan-selatan sudah banyak dilakukan melalui pelatihan kelautan dan perikanan. Di antaranya pengolahan hasil perikanan dan kerajinan kerang pada April lalu di Tabanan, Bali. Kegiatan tersebut diikuti oleh 8 peserta dari luar negeri, termasuk dari Fiji.
"Peserta diberikan best practice yang diterapkan di Indonesia dalam pengolahan bakso dan nuget ikan serta kerajinan kerang yang bisa memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Pelatihan tersebut merupakan wujud peran aktif KKP dalam mendukung isu food security, gender mainstraiming dan sustainable development goals yang merupakan bagian dari kerangka kerjasama negara selatan-selatan," paparnya.
Selain kerjasama itu, lanjut Suseno, pihaknya juga pernah mengadakan program beasiswa bagi calon peserta didik dari anggota melanesian spearhead group (MSG) untuk mengikuti pendidikan kelautan dan perikanan di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri, di Ambon. Program beasiswa tersebut diikuti oleh 7 peserta didik dari negara anggota MSG, termasuk Fiji.
"Dengan diselenggarakannya kerjasama tersebut diharapkan bisa terwujud peran aktif Indonesia di dunia internasional dalam pembangunan ekonomi dunia., khususnya dapat membangun minat ekonomi kerakyatan. Untuk kedepannya kami akan terus mengembangkan kerjasama dengan pihak lainnya dalam pelatihan yang lebih luas," ujarnya.
Dijelaskan, dalam kerjasama yang dilakukan selama ini banyak sekali keuntungan di dapat oleh Indonesia. Di antaranya Indonesia semakin terkenal di dunia internasional. Sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang terdepan untuk diajak kerjasama dengan negara lain. Bahkan, dengan kerjasama ini, Indonesia bisa mewujudkan untuk menjadi poros maritim dunia.
"Kami berbangga hati, kini kinerja kelautan dan perikanan Indonesia semakin dikenal dunia. Saya beranggapan, hal itu bisa terjadi salah satunya karena semua hasil kerja kita bisa diakses secara internasional melalui internet. Sebagian besar, kegiatan yang kita akses adalah kegiatan membangun masyarakat bawah untuk meningkatkan perekonomian," ucapnya.
Sementara itu, HE Seremia T Cavuilati mengaku tertarik dengan blue economy karena cocok diterapkan di Fiji. Selain itu, Indonesia dan Fiji juga memiliki banyak kesamaan sebagai negara kepulauan dengan sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah. Sehingga pengelolaan sumber daya laut dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya industri baru.
"Fiji memang memiliki sumber daya laut yang banyak, tenaga kerja yang banyak. Namun, kami tidak memiliki teknologi dan ahli untuk mengembangkannya. Jadi selama ini kami hanya menjual komoditas laut tanpa mengolah atau bahan mentahnya saja yang kami jual," tuturnya.
Dijelaskan, pihakya pun tertarik dengan blue economy Indonesia karena hasil laut tidak hanya dijual mentah, tapi juga dapat diolah. Untuk itu, pihaknya ingin belajar dari Indonesia yang sudah dapat mengembangkan industri baru dari sumber daya laut. Selain tertarik dengan blue economy Indonesia, dia juga tertarik dengan upaya Indonesia untuk menjaga kelestarian ekosistem laut.
"Karena kami memiliki banyak masyarakat usia produktif. Sehingga kami ingin kerjasama ini bisa menciptakan tenaga pelatih untuk bisa mengolah hasil laut. Pelatihan ini nantinya akan diikuti oleh para pemuda. Karena kami sudah melihat langsung apa yang dikerjakan di Indonesia untuk bisa membangun ekonomi masyarakat dan langsung menghasilkan keuntungan. Salah satunya, mengolah ikan tidak hanya menjadi bahan konsumsi tetapi limbahnya seperti tulang bahkan darahnya dapat dijadikan barang bernilai ekonomis," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved