Berdasarkan indeks yang dikeluarkan Knight Frank menyebutkan, Jakarta masih memimpin daftar Global Prime Cities Index kuartal III 2014 secara tahunan, atau periode September 2013-September 2014. Jakarta berada di posisi lima besar dengan pertumbuhan harga hunian 27,3 persen per tahun.
Dalam indeks keluaran Knight Frank tersebut, ibu kota Indonesia ini mengungguli 32 kota yang disurvei, termasuk Los Angeles, Tel Aviv, Dublin, dan San Fransisco.
“Jakarta mengalami perlambatan tajam harga rumah. Pada semester pertama tahun ini kenaikan harga hanya mencapai 2,5 persen. Sementara pada kuartal ketiga sekitar 1,2 persen,” kata Knight Frank dalam keterangan tertulisnya kepada pers, Selasa (11/11).
Menurut Frank, selain Jakarta, pasar utama lainnya yang bernasib serupa adalah Dubai, Uni Emirat Arab. Kota ini terpuruk sementara karena faktor-faktor seperti momentum Ramadhan yang menyebabkan pertumbuhan harga melemah.
Sedangkan Tokyo dan Cape Town merupakan dua kota dengan pertumbuhan harga terkuat. Yakni 9,2 persen dan 6,3 persen. Demikian halnya kota-kota di utara Amerika Serikat yang masuk dalam daftar 10 tertaras, memperlihatkan kenaikan tajam sekitar 10,5 persen dalam satu tahun. Berbeda halnya dengan kota-kota di Eropa yang mengalami perubahan hanya 1 persen.
Dalam kuartal ini juga ditandai masuknya Seoul untuk pertama kalinya sebagai pasar dengan pertumbuhan positif 4,1 persen. Kota Seoul ini terus membaik sejak pencapaian terendah pada 2013.
Secara umum, harga properti premium di 33 kota terkemuka dunia pada kuartal III tahun ini hanya bergeser 0,2 persen dan 4 persen selama periode 12 bulan. Pertumbuhan harga moderat ini disebabkan fakta bahwa pada kuartal ketiga, untuk sebagian besar dunia, didominasi oleh musim panas dan musim liburan yang memperlambat aktivitas penjualan sehingga harga tertekan.
Namun demikian, harga rerata rumah mewah dalam indeks kali ini lebih tinggi yakni 36 persen, bila dibandingkan pencapaian pada kuartal kedua 2009 yang hanya meningkat 14 persen.
© Copyright 2024, All Rights Reserved