Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana akan menyerahkan proses pembenihan ikan kepada swasta secara bertahap. Untuk selanjutnya, KKP hanya akan berperan dalam pengaturan, pengawasan dan penelitian yang bersifat strategis. Padahal selama ini arah kebijakan perbenihan nasional memang didominasi oleh pihaknya. Mulai dari sistem produksi induk hingga benih sebar.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto mengatakan, untuk ke depannya semua akan dilakukan dengan pendekatan industri yang pelaksanaannya distandardisasikan dengan mengacu pada sistem manajemen mutu yang akan dilakukan oleh pihaknya. Dengan industrialisasi pembenihan ini diharapkan kebutuhan benih yang bermutu bisa tercukupi.
"Untuk tahun 2015, dperkirakan kebutuhan bibit unggul ikan mas sebanyak 16 ribu ekor, ikan nila 8 juta ekor dan ikan lele sebesar 361 ribu ekor. untuk bisa memenuhi permintaan itu hal yang dilakukan adalah dengan mengembangkan jejaring pemuliaan dan produksi induk unggul," katanya kepada politikindonesia.com di Jakarta, Rabu (22/10).
Menurutnya, saat ini pusat induk atau broodstock center sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan induk ikan unggul. Terlebih produktivitas perikanan budidaya terus digenjot. Tanpa benih atau indukan unggul maka target produksi sulit dicapai. Harus diakui, selama ini benih ikan merupakan sarana produksi utama pada proses produksi perikanan budidaya.
"Sedangkan, peningkatan produksi perikanan budidaya harus diawali dengan penggunaan benih yang memenuhi jaminan mutu. Jadi tanpa keberadaan benih seluruh sumber daya dan potensi perikanan budidaya akan menjadi lumpuh atau kehilangan perannya," ujarnya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, peran swasta sangat diperlukan untuk mengembangan unit pembenihan dalam skala besar yang memberlakukan sistem jaminan mutu. Caranya dengan menggunakan teknologi dan sarana produksi yang modern seperti penerapan biosecurity yang ketat, penggunaan induk-induk unggul dan pakan berkualitas.
"Tahun ini kami menarget produksi perikanan budidaya sebanyak 13,3 juta ton. Dengan pertumbuhan produksi rata-rata 28 persen. Sehingga tahum depan target produksinya bisa ditingkatkan mencapai angka 17,9 juta ton," paparnya.
Dijelaskan, pihaknya optimistis target tersebut bisa tercapai. Karena saat ini minat berbudidaya ikan cukup tinggi. Terbukti, dengan terus bertambahnya jumlah rumah tangga pembudidaya ikan. Ini tidak terlepas dari prospek cerah berbudidaya ikan. Sehingga permintaah ikan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kualitas hidup yang akan memperngaruhi pola konsumsi.
"Bisa dibayangkan, konsumsi ikan di Indonesia tahun ini sudah mencapai 38 kilogram (kg) per kapita per tahun. Jumlah tersebut jauh di atas konsumsi daging 2,5 kg per kapita per tahun. Karena itu produksi ikan harus bisa mengimbangi kebutuhan yang terus meningat itu," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved