Kegiatan panen padi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah masih terus berlangsung. Setelah panen di Desa Pandansari Kecamatan Warung Asem, pada Rabu (20/12), kegiatan panen dilanjutkan Desa Kedung Segog, Kecamatan Tulis Kabupaten Batang. Sehingga pasokan beras cukup dan harga stabil.
Kegiatan panen kali ini dihadiri PJ UPSUS Pajale Kabupaten Batang dan Kota dan Kabupaten Pekalongan, Prihasto Setyanto, Kepala Dinas Pangan den Pertanian Kab. Batang Migayani, Dandim 0736/ Batang Letkol inf Fajar Ali Nugraha S.Sos dan sejumlah Petani.
PJ UPSUS Pajale Kabupaten Batang dan Kota dan Kabupaten Pekalongan, Prihasto Setyanto mengatakan panen padi kali ini adalah hasil tanam bulan Agustus yang panen pada bulan Desember ini. Adapun luas lahan yang panen saat ini seluas 200 hektar dari total luas hamparan 500 ha. Panen tersebut dilakukan secara bertahap.
“Untuk Kabupaten Batang setiap hari tanam dan setiap hari bisa panen. Jadi tidak pernah ada kekurangan pasokan beras. Bahkan, paceklik pun jumlahnya sangat sedikit. Sehingga Kabupaten Batang ini sangat berkontribusi kepada pasokan beras nasional,” ,” katanya yang juga selaku Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian kepada politikindonesia.com, disela-sela panen, di Desa Kedung Segog, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (20/12).
Menurutnya, saat ini kebutuhan beras masyarakat Kabupaten Batang mencapai 6.000 ton per bulan atau setara dengan 72.000 ton per tahun. Dengan produksi beras sebanyak 120.000 ton per tahun. Sedangkan, stok beras secara nasional saat ini di gudang mencapai 1,7 juts ton. Diharapkan aman hingga tahun 2018 mendatang.
“Walaupun kami optimis mengalami surplus beras, namun kegiatan Luas Tambah Tanam juga gencar kami lakukan. Hal itu kami lakukan untuk meningkatkan produk pertanian, dibuktikan dengan masih adanya panen di sejumlah wilayah Jawa Tengah pada saat musim tanam ini digelar,” imbuhnya.
Dijelaskan, untuk Kabupaten Batang memiliki potensi panen seluas 3.600 ha untuk bulan Desember. Angkat tersebut lebih tinggi dari data Kementan hanya seluas 2.333 ha. Artinya, luas tambah tanam (LTT) padi di Kabupaten Batang terus ada penambahan. Sehingga surplus beras terus bertambah dan Kabupaten Batang bisa terus membantu produksi pangan nasional.
“Adapun jenis padi yang ditanam, yaitu IR64, Inpari 32, Ciherang, Situ Bagendit dan Way Apo Buru. Untuk di Desa Kedung Segog, produktivitas mencapai 9 ton Gabah Kering Panen (GKP) per ha. Hal itu terlihat dari anakan produktif per rumpunnya bisa mencapai 26 hingga 36 yang mengeluarkan malai. Sehingga bisa menghasilkan produksi sebanyak 8 hingga 9 ton. Bahkan kalau kemarau bisa mencapai 11 ton. Padahal rata-rata anakan produktif per rumpunnya hanya 18-20 anakan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan den Pertanian Kab. Batang Migayani, menambahkan, hingga saat ini wilayahnya terus berkontribusi untuk pasokan beras nasional. Hal itu karena produksi beras di wilayahnya selalu mengalami surplus. Rata-rata produktivitas 5 ton GKP per ha. Walaupun panen dilakukan tidak serentak, namun pada Desember ini panen di setiap kecamatan jumlah mencapai 200 ha hingga 300 ha per bulan per kecamatan. Wilayah Kabupaten Batang terdiri dari 15 kecamatan.
“Karena topografi Batang, ada dataran rendah dan dataran tinggi. Namun kami tetap optimis panen bisa sesuai dengan target yang sudah ditetapkan,” tandasnya.
Diterangkan, musim paceklik tahun ini telah diantisipasi Kementan melalui bantuan yang cukup banyak ke petani, seperti traktor roda empat dan hand traktor, pompa air, dan benih berkualitas, serta rehabilitasi jaringan irigasi tersier. Sehingga dampak dari bantuan Kementan, wilayahnya bisa mengalami surplus beras 48.000 ton setiap tahun.
“Kami mendapat bantuan dari Kementan, khusus tahun 2017, alsintan sebanyak 60 unit, benih ada sekitar 700 ha dengan bantuan benih padi full. Sedangkan untuk benih subsidi, kami hanya memberikan 600 ha. Selain itu, peran Dandim dan penyuluh di lapangan yang terjun langsung sangat mendukumg capaian ini,” tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved