Starlink, layanan seluler berbasis satelit milik Elon Musk akan segera beroperasi di Ukraina. Perusahaan tersebut telah menandatangi kontrak dengan operator seluler terbesar di Ukraina, Kyivstar.
Melalui pernyataan yang dirilis pada Senin (30/12/2024), pemilik Kyivstar, VEON Group, mengatakan bahwa layanan ini akan diluncurkan pada kuartal keempat tahun 2025. Pada awalnya, layanan ini akan mendukung SMS dan pengiriman pesan over-the-top (OTT) sebelum akhirnya diperluas ke fungsi suara dan data.
Mengutip kantor berita Rusia RT (2/1/2025), VEON menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai langkah yang "mengubah permainan" dalam memperkuat konektivitas di Ukraina di tengah seringnya pemadaman listrik akibat serangan udara Rusia yang menargetkan infrastruktur energi.
“Dengan akses ke teknologi langsung ke seluler dari Starlink, pelanggan Kyivstar akan mendapatkan manfaat dari konektivitas berbasis satelit bahkan saat jaringan terestrial tidak dapat melayani suatu area,” kata VEON Group.
Starlink, yang merupakan bagian dari SpaceX, meluncurkan satelit pertamanya yang memungkinkan layanan langsung ke seluler pada bulan Januari ini. Bulan lalu, Komisi Komunikasi Federal AS memberikan persetujuan kepada Musk untuk menyediakan jangkauan seluler di area yang tidak terjangkau jaringan berbasis darat melalui kemitraan dengan T-Mobile.
Pemerintah Ukraina, yang dipimpin oleh Volodymyr Zelensky, menganggap Elon Musk sebagai salah satu pendukungnya di awal konflik dengan Rusia, ketika SpaceX menyumbangkan terminal internet satelit Starlink senilai 80 juta Dolar AS ke Ukraina. Pasukan Kyiv sangat bergantung pada sistem tersebut untuk komunikasi.
Namun, miliarder itu terlibat dalam pertengkaran dengan pejabat Ukraina dan pengguna media sosial pada Oktober 2022 setelah ia mengusulkan rencana untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Saat itu, Musk menyarankan agar Rusia mengulang pemilihan umum di wilayah yang dianeksasi di bawah pengawasan PBB, sementara Ukraina akan berkomitmen untuk bersikap netral dan mencabut klaimnya atas Krimea.
Empat bekas wilayah Ukraina memilih untuk bergabung dengan Rusia pada musim gugur 2022, sementara Krimea mengadakan referendum serupa pada 2014 setelah kudeta yang didukung Barat di Kyiv. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved