Berdasarkan pengakuan Ivan Armadi, pelaku percobaan bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan, Sumatera Utara, ia dijanjikan uang sebesar Rp10 juta dari seseorang yang memerintahnya. Polisi tengah menelisik kebenaran keterangan Ivan tersebut.
“Kalau mau (pelaku) uang, harus melakukan sesuai dengan yang disebutkan yang bersangkutan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto Agus kepada pers, di Jakarta, Senin (29/08).
Agus menambahkan, berdasarkan pengakuan tersangka, pertemuan Ivan dengan orang yang menyuruhnya itu terjadi pada 25 Agustus lalu. Keesokan harinya, Ivan membeli bahan untuk merakit peledak. Ivan memasukkan bahan itu memasukkan ke dalam pipa alumunium. Ujung pipa itu ditutup lalu disambung dengan baterai.
Keesokan harinya, Ivan mencoba merangkai barang-barang tersebut di rumahnya. Agus berkata, Ivan terinspirasi informasi dari pemberitaan di televisi dan internet. “Terinspirasi dari menonton TV dan siaran media, saat terjadi penyerangan di kafe Perancis," ujarnya.
Serangan yang dimaksud adalah serangan kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS, 2015 lalu.
Saat mencoba rangkaian peledak buatannya itu, sempat terjadi ledakan. "Tapi ledakannya seperti ban pecah. Sempat diketahui kakak IA di tempat kos," kata Agus.
Setelah mencoba rakitannya itu, kemudian Ivan melaksanakan aksi penyerangan, pada Minggu kemarin. Kala itu bom tidak meledak sempurna. Namun, Ivan sempat melukai pendeta di gereja menggunakan senjata tajam.
“Kami sudah memeriksa pendeta yang mengalami luka karena diserang. Kami periksa pelaku, juga periksa beberapa saksi lainnya, baik jemaat yang ibadah, dan juga minta keterangan keluarga tersangka," kata Agus.
Kini kepolisian masih mencari sejumlah bahan yang diberikan oleh otak penggerak teror yang dilakukan Ivan. “Sekantong bubuk, sampai saat ini masih kami lakukan pemeriksaan secara intensif. Kami perkiraan itu black powder," kata Agus.
Polisi saat ini tengah mendalami kebenaran keterangan Ivan tersebut dan mencocokkannya dengan bukti-bukti yang didapat. “Orang ini yang kami cari. Bisa ada, bisa tidak. Sementara ini fokus kami ke yang bersangkutan,” tandas Agus.
© Copyright 2024, All Rights Reserved