Jumlah korban meninggal dunia akinat longsor di Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah, bertambah menjadi 21 orang. Sementara 5 orang masih dinyatakan hilang.
Data tersebut diperbarui pada Rabu (22/1/2025). Salah satu korban meninggal dunia adalah seorang bayi berusia 5 bulan.
Rencananya, hari ini Kamis (23/1/2025), tim SAR gabungan akan kembali melakukan pencarian dimulai pukul 08.00 WIB. Akses jalan yang sulit ke lokasi longsor menjadi hambatan tim SAR gabungan, apalagi jika terjadi hujan deras. Mengamati hal tersebut pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana untuk melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, operasi modifikasi cuaca akan dimulai pada proses pencarian hari ini, Kamis (23/1/2025), dan berlangsung selama sepekan.
"TMC bertujuan mencegah cuaca ekstrem dan memastikan kelancaran pencarian korban," katanya.
Suharyanto juga memastikan, pencarian korban hilang akan tetap menjadi prioritas utama, selain juga pembukaan akses jalan dan penyediaan kebutuhan dasar bagi para pengungsi.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah (Jateng) pada tanggal 23-25 Januari 2025.
"Sesuai dengan informasi yang dirilis BMKG Stamet (Stasiun Meteorologi) Ahmad Yani Semarang pagi ini (22/1) disebutkan bahwa saat ini wilayah Indonesia terpantau adanya gangguan atmosfer yang menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Jateng," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu.
Dalam hal ini, kata dia, berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya sirkulasi siklonik di wilayah Kalimantan menyebabkan pembentukan wilayah pertemuan massa udara dan belokan angin di Jateng.
Selain itu aktifnya gelombang Ekuatorial Rossby di wilayah Jawa turut mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif di sekitar wilayah Jateng, kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah, sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas, labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jateng.
"Kondisi tersebut mengakibatkan meningkatnya pertumbuhan awan konvektif atau awan Cumulonimbus (Cb) yang berpotensi menyebabkan curah hujan lebat disertai petir dan angin kencang di wilayah Jateng," katanya, dikutip Kamis (23/1/2025).
Berdasarkan pantauan analisis dinamika atmosfer tersebut, beberapa wilayah Jateng yang perlu diwaspadai memiliki potensi hujan sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir dan angin kencang pada hari Kamis (23/1/2025) hingga hari Sabtu (25/1/2025).
Sementara wilayah yang terdampak meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Sragen, Blora, Rembang, Grobogan, Demak, Jepara, Temanggung, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kendal, Batang, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, Brebes dan sekitarnya.
"Kami mengimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di wilayah rawan bencana untuk tetap waspada dan siaga terutama saat terjadi hujan lebat guna mengantisipasi dampak yang dapat terjadi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, sambaran petir, dan pohon tumbang," pungkas Teguh. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved