Trump Ingin Bertemu Pemimpin Korut Kim Jong Un
![](https://politikindonesia.id/uploads/images/2025/02/image_750x_67a77bf02b523.jpg)
//
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ingin membangun kembali hubungan dengan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un.
"Kami akan memiliki hubungan dengan Korea Utara dan Kim Jong Un," kata Trump dalam konferensi pers, Jumat (7/2/2025) waktu setempat.
Dikutip dari RT, Sabtu (8/2/2025), Trump menyoroti interaksi masa lalunya dengan Kim dan menekankan pentingnya keterlibatan diplomatik.
Menurut Trump,kemenangannya dalam pemilihan umum tahun 2016 membantu mencegah konflik AS dan Korut.
"Saya rasa jika saya tidak memenangkan pemilihan tersebut, Anda akan berakhir dalam situasi yang sangat buruk. Namun saya menang, dan kami memiliki hubungan yang baik," kat Trump.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump bertemu dengan Kim Jong Un pada tiga kesempatan antara tahun 2018 dan 2019.
Pertemuan tersebut menandai pertama kalinya seorang presiden AS yang sedang menjabat bertemu langsung dengan pemimpin Korea Utara.
Meskipun pertemuan tidak menghasilkan kesepakatan denuklirisasi yang konkret, namun Trump mengklaim kemampuannya untuk berinteraksi dengan Kim bermanfaat bagi stabilitas global.
"Saya pikir itu merupakan aset yang sangat besar bagi semua orang karena saya bisa bergaul dengannya. Maksud saya, saya bisa bergaul dengannya, dia juga bisa bergaul dengan saya, dan itu hal yang baik, bukan hal yang buruk," kata Trump.
Selain itu, Trump juga mengklaim negara-negara lain, khususnya Jepang, melihat nilai dalam pendekatan diplomatiknya.
"Saya dapat memberi tahu Anda bahwa Jepang menyukai gagasan itu karena hubungan mereka tidak begitu baik dengannya (Kim Jong-un), dan jika saya dapat menjalin hubungan tidak hanya dengannya tetapi juga orang-orang lain di seluruh dunia yang tampaknya mengalami kesulitan, saya pikir itu merupakan aset yang luar biasa bagi dunia, bukan hanya Amerika Serikat," urai Trump.
Meski begitu, hingga saat ini hubungan antara AS dan Korea Utara tetap kompleks. Beberapa hari menjelang pelantikan Trump pada 20 Januari 2025, Pyongyang meluncurkan beberapa rudal balistik jarak pendek, yang memicu spekulasi bahwa Kim Jong-un mungkin ingin menyampaikan pesan kepada Trump.
Trump menyatakan keinginannya untuk melanjutkan diplomasi dengan Korea Utara, Kim telah mengambil sikap yang lebih keras terhadap sekutu AS, Korea Selatan, dengan menyatakannya sebagai "musuh permanen" sembari memperkuat hubungan dengan Rusia.
Kim Jong Un juga menandatangani pakta pertahanan dengan Rusia dan mengirim lebih dari 10.000 tentara untuk membantu perang Presiden Vladimir Putin melawan Ukraina. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved